arel berani, nekat, dan mungkin agak gila. di suatu siang dia terlihat berpikir dengan keras. dahinya berkerut, dan bolpen di tangannya tidak berhenti bergerak.
dia tahu, apa yang ingin dia lakukan. bukan bermaksud lancang atau tidak sopan. hanya ingin sekedar mengikuti alur dan berusaha menerimanya. dia hanya tidak ingin membohongi hatinya sendiri. sedang apa dan bagaimana dia.
dia mulai memandangi kembali kertas kosong itu. dan kata-kata itu kembali menyeringai, seperti kumpulan mimpi buruk yang akan selalu ada di situ. satu dua huruf dia tulis. lalu dia hapus kembali, sampai kertas itu menghitam.
akhirnya satu kalimat berhasil ia tuliskan. arel lega. dia menghela napasnya pelan-pelan. dia lalu menuliskan kalimat keduanya, dan mengakhirinya dengan tanda titik. salam, arel...
arel berani, nekat, dan mungkin agak gila. kertas itu ia lipat dengan cantik dan ia letakkan di atas meja. arel pun segera beranjak sebelum lelaki itu kembali ke mejanya. dibaca atau tidak, sebuah kertas dengan tulisan tangannya, telah ia tinggalkan di meja.
salam, arel
No comments:
Post a Comment