kadang kesadaranku suka berlari-lari, saat bertemu dengan frustasi. hingga aku kelihatan seperti orang yang kehilangan ingatan. tubuhku suka membelah diri. satu bagian pergi berlari, satu bagian lagi mengurung diri. semua orang mulai curiga, dan menganggapku kehilangan akal. aku lebih suka dipanggil gila, karena itu terdengar lebih jujur, daripada yang berusaha menghibur dengan bilang kalau aku hanya kehilangan akal.
seperti pagi ini, aku berteriak teriak seperti kesetanan. aku tau aku tidak pantas begitu. tapi, aku pun tak sanggup menghentikan. entah frustasi jenis apa yang menyerangku. semua orang kebingungan, hingga memanggil dukun untuk mengobatiku. dukun minta disiapkan segelas air dan daun sirih. dia mengunyah daun sirih dan memuntahkannya ke dalam gelas. aku jijik melihatnya, dan ingin menjauh dari situ. tapi orang-orang memegangku begitu kuat. si dukun itu lalu meminum air itu dan menyemprotkannya ke muka. teriakanku lebih kencang dan orang-orang semakin ramai mengerumuniku. "gila...dia benar-benar gila sekarang!!"
aku meringis pada orang yang mengatakan aku gila, lalu kembali berteriak-teriak tidak karuan. sekilas aku melihat ibuku menangis, dan ayahku hanya bisa duduk di samping ibu sambil berusaha menenangkannya. aku sedih, rasanya ingin menangis. tapi entah syaraf mana milikku yang putus, sehingga aku tidak bisa mengendalikan tubuh dan pikiranku. aku berteriak-teriak, dan berusaha melepaskan genggaman tangan-tangan yang begitu kuat.
waktu makin malam. lampu minyak sudah mulai dinyalakan. ayah dan ibu sudah mengapitku di tempat tidur, siap mendongengkan cerita. "dahulu kala, di desa kita ini ada seorang nenek yang tinggal bersama cucu perempuannya. nenek ini adalah tukang obat yang terkenal sakti. suatu hari, tanpa diketahui sebabnya, mereka berdua ditemukan telah meninggal di ladang sawit pinggir desa. sejak itu, keanehan tidak berhenti muncul. orang kesurupan sampai mati, sakit kulit yang aneh, suara-suara misterius, dan masih banyak lagi. makanya ladang sawit itu ditutup dan tidak ada yang boleh ke sana lagi, atau dia akan kesurupan sampai mati. Jangan main ke sana ya nak!"
Malam itu, ada kaki kecil yang mengendap-endap penuh rasa ingin tahu.
"Gila...dia gila!!"
No comments:
Post a Comment