Friday, November 30, 2012

Sahabat Petualang di Negeri Kopi



One way to get the most out of life is to look upon it as an adventure.
William Feather


Melakukan petualangan seru pasti menjadi impian banyak orang. Berinteraksi dengan alam, melihat banyak hal baru, mencicipi berbagai kekayaan kuliner di suatu tempat, adalah beberapa hal yang bisa dimasukkan dalam list to do sebuah rencana petualangan. Dibayangkan saja sudah cukup mengasyikkan, apalagi jika bisa diwujudkan. Terlebih jika kita memiliki hobi tertentu. Seperti fotografi, menulis, atau pecinta dunia kuliner. Maka berpetualang adalah jawabannya.

Bagi Anda yang berjiwa petualang sekaligus pecinta kopi, salah satu destinasi yang mungkin bisa memenuhi hasrat petualang Anda adalah Pulau Sumatera. Kenapa harus ke Pulau Sumatera? Pulau Sumatera adalah salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia, dengan jenis kopi terbaik di dunia, Kopi Luwak. 

Saya sendiri belum pernah mencicipi seperti apa nikmatnya Kopi Luwak. Tapi dari cerita seputar Kopi Luwak yang diulas di berbagai media, saya bisa membayangkan bagaimana sedapnya Kopi Luwak asli Indonesia. Hal yang patut dibanggakan adalah fakta bahwa Indonesia merupakan negara penghasil Kopi Luwak terbaik di dunia dan kepopulerannya telah dikenal di seluruh dunia. Rasanya yang sedap dan keunikan dalam pengolahannya, menjadikan Kopi Luwak sebagai salah satu kopi termahal di dunia. 

Kopi Luwak merupakan salah satu aset Negara yang menjadi bagian dari kebesaran Indonesia. Jika tidak terus dijaga kelestariannya, kepopuleran Kopi Luwak asli Indonesia dapat tergerus oleh negara-negara penghasil kopi lainnya. 

Maka, memperkenalkan Kopi Luwak asli Indonesia ke seluruh dunia perlu dilakukan untuk menjaga keaslian kekayaan kuliner Indonesia. Misi inilah yang mendasari Daihatsu Terios menyelenggarakan program bertema Terios 7 Wonders (11-24/10/2012) di Pulau Sumatera. 



Tim 7 Wonders

Daihatsu Terios ingin mengguggah mata dunia akan kekayaan alam Indonesia, khususnya Pulau Sumatera. Daihatsu ingin menunjukkan kepedulian pada segala bentuk potensi alam yang dapat memperkaya khasanah masyarakat Indonesia. 

Tim Terios 7 Wonders merangkum keindahan panorama Pulau Sumatera hingga titik Nol Kilometer di Sabang. Dengan rentang perjalanan sejauh tidak kurang dari 3.300 km, tim Terios 7 Wonders mengunjungi  tujuh spot produsen kopi yang menjadi bagian dari eksplorasi kekayaan alam dan budaya Indonesia.

Daihatsu Terios, Si Sahabat Petualang

Melakukan petualangan yang seru, pasti membutuhkan persiapan yang matang dan sarana yang mumpuni. Pastikan tidak ada satupun tahapan persiapan yang terlewat sebelum memulai perjalanan. Tentukan tujuan perjalanan, dan tempat mana saja yang akan Anda kunjungi di sana. Meskipun kadang rencana dapat berubah, namun tak ada salahnya Anda bersiap. Salah satu hal yang paling penting adalah sarana transportasi yang akan Anda gunakan. Apakah Anda akan menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum. 

Pada ekspedisi ini, tim Terios 7 Wonders memilih kendaraan yang memang sesuai dengan medan perjalanan yang tajam dan penuh kejutan. Tim Terios 7 Wonders akan mengendarai dua unit Daihatsu Terios TX-AT dan satu unit Terios TX-MT. 

Ekspedisi ini juga sebagai salah satu bentuk uji performa Daihatsu Terios sebagai SUV sejati dengan beragam medan jalan sebagai Sahabat Petualang. Inilah tujuh wujud ketangguhan dari Daihatsu Terios TX-AT dan satu unit Terios MT : 




1.The Only 7-seater SUV
Daihatsu Terios adalah mobil SUV yang menyediakan kursi penumpang untuk tujuh orang. Hal ini memungkinkan kita mengajak lebih banyak anggota keluarga dan teman untuk ikut berpetualang. 

2. Easy Access Entertainment
Perjalanan dalam situasi apapun dapat tetap dinikmati dengan Steering Wheel with Audio Switch yang sistem pengoperasian audio ada pada stir kemudi. Ini akan mempermudah Anda mengendalikan sistem audio yang ada. 

3. Tough Style
Penampilan Daihatsu Terios yang tangguh dan gagah, cocok sekali untuk menikmati sensasi petualangan di sepanjang perjalanan. 

4. City Cruiser High Ground Clearance
Daihatsu Terios sudah dirancang dengan high ground clearance. Sehingga memberikan kenyamanan berkendara yang optimal. Nyaman digunakan di segala medan. Baik pada jalanan yang bergelombang, terjal, dan berbatu.

5. Easy Handling
Daihatsu Terios ini menggunakan electric power streering pada sistem kemudinya. Sehingga putaran kemudi menjadi lebih ringan dan memudahkan pengendalian mobil di segala jenis medan. 

6. Optimal Comfort
Daihatsu Terios mampu meredam guncangan dan getaran saat berkendara di jalanan yang tidak rata. Dengan fitur comfort suspension, maka getaran akan lebih teredam. 

7. Excellent Strength
Daihatsu Terios menggunakan Reliable Engine 1.5 DOHC VVT-i yang membuat performanya tangguh dan kuat dalam berpetualang di jalanan. Variable Valve Timing Intelegent adalah teknologi yang mengatur sudut camshaft secara dinamis agar dapat menyesuaikan dengan putaran mesin, sehingga meningkatkan tenaga mesin, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.




I wake up some mornings and sit and have my coffee and look out at my beautiful garden, and I go, 'Remember how good this is. Because you can lose it.'
Jim Carrey


# Kopi pertama di Liwa



Tujuan pertama tim 7 Wonders adalah Liwa. Perjalanan menuju Liwa yang merupakan wilayah pegunungan ditempuh melalui kawasan Bukit Kemuning, dengan ragam jalan yang didominasi oleh tikungan pendek, merupakan tantangan awal bagi tim Daihatsu Terios 7 Wonders. Kondisi jalan inilah yang menuntut tim untuk pandai-pandai melakukan perpindahan transmisi. Beberapa kali shifter matik Terios AT berpindah dari D-3 ke 2. Sementara untuk yang manual dari 4 ke 3.



Danau Ranau

Setiba di kota Liwa, Danau Ranau menjadi tempat pemberhentian pertama mereka. Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Pulau Sumatera ini terbentuk akibat gempa bumi yang dahsyat dan letusan gunung vulkanik. Di kota ini tim 7 Wonders mencicipi Kopi Luwak pertama setibanya di Pulau Sumatera dan melihat dari dekat perkebunan kopi yang tidak jauh dari Danau Ranau. Dari sinilah eksplorasi Sumatera Coffee Paradise dimulai. 

Musang Luwak yang istimewa

Di Liwa, tim 7 Wonders melihat penangkaran Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) milik para petani kopi. Ada dua jenis Musang di sana, yaitu Musang Bulan (ujung ekornya putih dengan bulu kecoklatan) dan Musang Pandan (bulunya kehitaman). Aroma wangi khas yang dikeluarkan Musang Pandan ternyata menghasilkan kopi yang lebih nikmat dari Musang Bulan.


Musang Luwak

Petani kopi hanya akan menangkap Musang Luwak pada saat saat musim panen kopi tiba (bulan ke-2 – bulan ke-6 ). Sedangkan saat kopi mulai habis sebagian besar musang dilepaskan.

Musang yang ditangkap diberi makan biji kopi yang baru saja dipetik. Kopi yang dipilih warnanya merah rata dan bentuknya bulat. Biji-biji kopi tersebut kemudian direndam di dalam air. Biji yang tenggelam dikumpulkan untuk diberikan pada Musang Luwak. Musang Luwak ini hanya akan memilih biji kopi terbaik untuk dimakan. 

Biji kopi yang dimakan Luwak selanjutnya terfermentasi dan keluar menjadi kotoran berwujud biji kopi. Kotoran ini dikumpulkan dan dipisahkan agar tidak lagi berbentuk gumpalan. Lalu dijemur hingga kering. Barulah biji kopi yang sudah bersih dan kering dibawa ke pabrik pengolahan kopi. 

Inilah alasan mengapa Kopi Luwak harganya mahal. Selain karena proses pengolahannya yang rumit, hanya kopi terbaik sajalah yang dipilih Luwak untuk dimakan. Musang Luwak menjadi poin penting dalam industri pengolahan Kopi Luwak Indonesia. 

Variasi Kopi Luwak dari Liwa 


M. Khodis, salah seorang penyuluh pertanian yang memiliki pabrik pengolahan kopi menjelaskan bahwa biji kopi yang diolah di sini berasal dari petani kopi setempat. “Selain pengolahan dengan cara lama kami mencoba mengembangkan kopi beraroma ginseng dan pinang.” tambahnya. Dan ternyata masing-masing jenis kopi ini memiliki khasiat tersendiri dan sudah diuji di laboratoroium.





Tidak ada perbedaan untuk pengolahan kopi beraroma dengan Kopi Luwak biasa. Pertama biji kopi digrading dulu jadi tiga bagian sesuai ukuran. Makin besar biji kopi itu berarti makin baik kualitasnya. Kemudian biji kopi yang sudah terpisah sesuai kualitasnya dimasukkan ke mesin oven (sangrai)  dan dicampur dengan potongan-potongan kecil pinang atau ginseng yang sudah dikeringkan.

Campuran biji kopi dan serpihan ginseng atau pinang di sangrai selama 1–2 jam dalam suhu 190 derajat Celcius. Lamanya proses sangrai akan mempengaruhi warna kopi. Makin lama disangrai serbuk kopi makin berwarna kehitaman.

Setelah disangrai, biji kopi diangin-anginkan sembari menghilangkan lapisan kulit arinya dalam sebuah wadah besar yang sudah dilubangi. Sambil diaduk-aduk, lapisan kulit ari akan turun ke bawah. Setelah bersih biji kopi ini langsung digiling untuk kemudian dikemas untuk dipasarkan.

Cara menyajikan Kopi Luwak yang paling pas adalah memastikan air yang akan dicampur dengan kopi benar-benar mendidih. Setelah dituang di cangkir dan diaduk, diaduk kemudian biarkan dulu beberapa saat supaya butiran-butiran kasar kopi yang mengapung turun ke dasar cangkir. 

Menarik sekali kan, ini baru satu daerah penghasil Kopi Luwak. Bagaimana dengan yang lain?


# Lambang Persahabatan dari Lahat

Setelah menempuh perjalanan tidak kurang dari 3500 km, tim sampai juga di kota Lahat. Tim disambut  oleh Sahabat Daihatsu, H Saifudin Aswari Riva'i SE yang menjabat sebagai Bupati Lahat. 



Sebagai Sahabat Daihatsu, Bupati Lahat yang juga memiliki hobi offroad ini ternyata memilih Daihatsu Terios sebagai kendaraannya, karena dapat mengakomodir semua aktivitas hariannya. Terutama karena kondisi alam serta tipografi Lahat yang didominasi oleh medan light offroad. 

Sebagai penikmat kopi, Bapak Bupati menjelaskan bahwa Lahat juga telah memiliki budaya minum kopi dan sudah berlangsung sejak dahulu. Kota Lahat adalah kota tertua di Sumatera dan usianya sudah mencapai 130 tahun. Kota yang dirancang oleh Belanda pada masa penjajahan ini memiliki banyak sekali kebun kopi berkualitas. Hanya saja karena pemasarannya dikuasai tengkulak maka harga beli kopi dari petani kerap dipermainkan sehingga banyak yang mulai meninggalkan kebun kopi. 


# Kopi, Gunung dan Sungai Pagaralam

Petualangan berlanjut menuju kota penghasil kopi terbesar di Sumatera, Pagaralam. Letak Pagaralam yang berada kurang lebih 1.000 m dpl di atas permukaan laut membuat udara lumayan sejuk. Di kanan kiri jalan selain teh dan kopi, juga ada persawahan yang cukup luas. Selain dikenal sebagai surga kopi dan teh, Pagaralam adalah salah satu lumbung padi di Sumatera Selatan.

Saat memasuki perbatasan kota, kelokan jalanannya disertai dengan tanjakan terjal. Untuk mengatasi handycap ini, shifter matik Terios pun berpindah-pindah. Ketika tanjakan lumayan terjal agar akselerasi tetap terjaga posisi shifter bergeser ke L. Begitu sudah agak landai bergeser lagi ke-2 , D-3 dan juga D. Ketiga Terios pun berhasil mengatasi tantangan ini.



Eksplorasi Kopi Pagaralam

Di Pusat Kota Pagalaram, tim kembali mengeksplorasi kopi. Ternyata sistem pengolahannya mirip dengan sentra kopi di Liwa dan Lahat. Proses penggilingannya sama-sama memakai dua mesin. Mesin pertama mengolah biji kopi menjadi butiran kasar dan mesin kedua mengolah butiran menjadi makin lembut. 

Salah satu hal yang menarik adalah bagaimana mengetahui buah kopi yang dijemur sudah kering atau belum. Caranya dengan mengambil segengam kopi, lalu digoyang-goyang. Jika di dalam buah kopi yang sudah dijemur itu berbunyi, maka biji di dalamnya sudah terpisah dengan dagingnya dan dapat diolah. Biasanya para petani kopi akan menyimpan buah kopi dalam kondisi masih terbungkus dengan kulitnya supaya kopi akan lebih awet dan tidak mudah menyusut. Petani biasanya menyimpan buah kopi dalam karung-karung besar, dan ketika harga membaik barulah diolah menjadi kopi.

Sebagai penutup eksplorasi kopi Pagalaram, tim menerima tawaran warga setempat untuk makan siang di pinggir sungai sembari menikmati aliran sungai yang jernih. Jalan yang dilalui lumayan kecil dan sedikit light offroad

Untuk mencapai lokasi yang dimaksud tim Terios 7 Wonders harus membawa Terios menyeberang sungai kecil. Ground clearence yang tinggi membuat tim 7 Wonders yakin tidak akan ada masalah melewati sungai kecil itu. Ini baru namanya Sahabat Petualang


# Keunikan Empat  Lawang

Terios 7 Wonders kembali melanjutkan menuju Kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi). Kali ini kondisi jalan yang dilalui relatif sepi dengan pemandangan hutan di kanan dan kirinya. Jalan yang tidak begitu lebar dan rutenya berkelok-kelok  membuat kecepatan tidak bisa terlalu kencang. 

Satu-satunya kabupaten yang memakai biji kopi sebagai maskot daerahnya ini mempunyai tanaman kopi yang lumayan produktif. Sebagai salah satu komoditi andalan, hampir di semua tempat di daerah Kabupaten Empat Lawang memiliki kebun kopi yang hasilnya bagus. 

 “Kopi di Empat Lawang ini berbeda. Karena merupakan hasil pencampuran Arabica dan Robusta. Wujud aslinya Robusta tapi aromanya Arabica.” jelas Pak Anang Zairi – seorang warga setempat pemilik pengolahan kopi. 

Yang unik dari Empat Lawang adalah selain biji kopi dijadikan maskot, ternyata seragam batik yang dipakai seluruh pegawai di pemerintahan juga memakai motif biji kopi. 




Kopi yang dalam bahasa daerah Palembang disebut Kawo ini benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin. Di sini pula akan dibangun showroom khusus tentang kopi. Perajin souvenir khas Empat Lawang juga mulai dibina untuk memanfaatkan bahan dari kayu kopi hasil peremajaan. Tidak hanya batang kayunya saja yang dijadikan benda seni, daun kopi pun bisa dijadikan kerajinan unik seperti misalnya tempat tissue dan sebagainya. 



# Kebon Kopi Talang Padang

Kebon kopi di daerah Talang Padang adalah tujuan tim 7 Wonders selanjutnya. Saat tim berkunjung, sebenarnya musim panen kopi telah usai (biasanya kopi dipanen di bulan 2 hingga 6). Tapi usai panen masih ada panen susulan, tetapi jumlahnya tidak banyak. 




Seperti yang pernah diungkapkan oleh Aswari- Bupati Lahat ketika mampir di daerahnya sebelum tim Terios 7 Wonders sampai di Empat Lawang, bahwa petani kopi sangat tergantung dari tengkulak, demikianlah yang terjadi di lapangan. Hasil panen kebon kopi sudah pasti ada yang menampung tapi harganya juga tidak stabil. Jadi yang menikmati hasil lebih banyak adalah para tengkulak. Semestinya situasi perdagangan yang masih belum menguntungkan para petani kopi jadi perhatian semua kalangan termasuk pemerintah. Supaya petani kopi bisa menikmati hasil jerih payahnya. 




# Kelokan Indah Milik Curup



Petualangan seru tiga Daihatsu Terios kembali dilakukan. Dari Desa Talang Padang rombongan bergerak menuju ke Curup – salah satu sentra penghasil kopi di daerah Bengkulu. 

Jalanan berkelok-kelok naik dan turun membuat tim 7-Wonders seolah sedang menari bersama Terios. Jalanan yang relatif sepi namun sempit, justru menjadi nilai tambah bagi petualangan Daihatsu ini. Ditambah dengan pemandangan alamnya yang sungguh menyejukkan mata. 




Mesin berkapasitas 1.500 cc yang membekali Terios ternyata masih cukup andal. Begitu juga dengan suspensinya. Namun bukannya tanpa halangan. Beberapa kali Terios kejeblos di lubang jalan, tapi bisa diatasi. Akselerasi di tanjakan maupun ketika menyalip kendaraan di depannya, baik yang memakai girboks matik maupun manual, tetap terasa bertenaga.

Tanjakan dan jalan yang berkelok-kelok ternyata terus mewarnai sepanjang jalan sebelum tim Terios 7 Wonders memasuki kota Bengkulu. Sekedar tips bagi para pemakai Terios,  jangan segan memindahkan tuas dari D ke D-3 maupun 2. Bahkan di tanjakan yang terjal agar tidak ngempos tenaganya perlu dipindah lagi ke posisi L.




# Mandailing, Desa Kopi yang Hilang

Perfoma Daihatsu Terios sebagai Sahabat Petualang Sumatera Coffe Paradise, ternyata masih tetap maksimal. Walaupun tiga Daihatsu Terios yang dibawa terus dihadapkan pada rute yang menantang, semua berhasil diatasi.

Tujuan tim 7 Wonders selanjutnya adalah mengeksplor kopi yang dihasilkan dari desa di Mandailing Natal. Tim harus menempuh perjalanan kurang lebih 25 km dan masuk kembali di arah pedalaman. Jalannya memang beraspal namun lumayan sempit. Jika berpapasan dengan kendaraan lain, harus berjalan pelan agar ban tidak kejeblos dengan tanah.

Desa yang berada di lembah antara dua bukit ini seperti desa yang hilang. Jika jalanan yang dilalui bukan aspal tapi jalan tanah pasti akan terasa sekali suasana jauh dari peradaban. Apalagi semakin masuk ke dalam menuju Desa Ulu Pungud sinyal ponsel langsung hilang. 

Sejarah Kopi Mandailing Natal 





Menurut sejarah, kopi Arabica pertama kali masuk Indonesia pada 1699 oleh Belanda dan ditanam di daerah Mandailing Natal. Pusat kopi Arabica pertama kali di tanam adalah Desa Pakantan – Mandailing Natal. Menurut cerita dari warga setempat, kopi yang ada di desanya sudah berusia puluhan tahun. Mungkin malah ratusan tahun. Pohon-pohon kopi di sini diwariskan turun temurun. Ada 2 jenis kopi yang ada di sini. Jenis Arabica yang paling banyak ditemukan, baru kemudian Robusta.  

Tantangan Alam untuk Terios 


Dari desa ini tim 7 Wonders masuk lebih dalam lagi menuju desa yang paling ujung. Hujan deras yang sempat turun membuat tanah jadi becek. Ini justru yang dinanti oleh tim. Ground clearence Terios teruji dan tidak mudah mentok. Sementara girboks matik dan juga mesin 1.500 vvti tidak diragukan performanya. Dipaksa main offroad ternyata tetap mumpuni. 




Jalanan sepanjang Mandailing Natal – Tarutung kondisinya tidak stabil. Sebagian mulus sebagian lagi rusak parah karena perbaikan jalan yang belum juga selesai. Bekas jembatan yang putus karena banjir bandang memang sudah diperbaiki. 

Namun kerusakan jalan ini membuat perjalanan agak terhambat. Jalanan tanah berbatu lagi-lagi menguji ketangguhan suspensi Terios. Tapi itu bukan halangan, karena di jalanan jelek sekalipun ternyata suspensi Terios masih terbukti tangguh. 

Meski sudah berhati-hati, ternyata kecelakaan tidak bisa dihindari. Salah satu Terios tiba-tiba slip di salah satu tikungan mendekati Tarutung. Stir Terios tidak mau belok dan meluncur lurus, kemudian berhenti setelah menyenggol semak belukar. Di tengah hujan, evakuasi pun dilakukan. Tim 7 Wonders sudah siap dengan peralatan recovery yaitu strap (tali) untuk menarik mobil. Tidak sampai 15 menit Terios pun kembali ke jalan raya. 

Tidak jauh dari Tarutung ketika tim 7 Wonders berencana menuju Medan, tiba-tiba melalui radio komunikasi salah satu Terios tim Terios 7 Wonders mengeluh jika rem-nya sedikit bermasalah.

Tim 7 Wonders segera berhenti, dan melakukan pengecekan. Ternyata penyebabnya karena beberapa kali melewati kubangan lumpur dan air maka disc brake basah sehingga pengereman tidak seimbang. Setelah rem tim 7 Wonders panasi dengan cara menjalankan mobil lalu direm bersamaan menginjak gas selama beberapa kali gejala yang dikeluhkan hilang.

Benar-benar tantangan untuk para Sahabat Petualang!


# Kopi Legendaris Takengon


Kota Takengon adalah persinggahan terakhir tim Terios 7 Wonders dalam eksplorasi Sumatera Coffe Paradise. Perjalanan Langsa - Takengon sekitar 334,6 km cukup lancar. Selain lalu lintas tidak terlalu padat kondisi jalan raya juga cukup bagus. 

Di Takengon, masyarakat tidak bisa lepas dari kebun kopi. Hampir semua penduduk di kota ini memiliki kebun kopi, bahkan di pekarangan rumahnya. Minimal satu keluarga punya setengah hektar luasnya. Letak geografis yang menjadi salah satu rangkaian Bukit Barisan tentu punya kelebihan tersendiri. Tanahnya subur dan curah hujannya juga cukup tinggi. Karena letaknya kurang lebih 1.300 m dpl maka sangat cocok untuk menanam kopi jenis Arabica.  





Tim 7 Wonders diajak melihat langsung salah satu kebun kopi peninggalan Belanda di desa Blang Gele. Kebun kopi tua tersebut hanya seluas 15 hektar. Padahal dari sisi kualitas, biji kopi di desa Blang Gele termasuk nomor satu. Bijinya pun besar-besar dan memiliki aroma yang khas.




Untuk melestarikan kopi jenis ini, pengembangbiakan pun dilakukan. Namun ketika ditanam di daerah lain ternyata hasilnya berbeda dengan yang di Takengon. Di lokasi asalnya kopi Arabica ini biarpun baru berumur setahun tapi buah yang dihasilkan sangat lebat. Sedangkan jika di tempat lain belum tentu sama.



# Sahabat Petualang Berbagi

Tidak hanya sekedar menikmati serunya berpetualang, dalam ekspedisi ini tim 7 Wonders juga melakukan kegiatan sosial yang dilaksanakan di Medan dan Bengkulu. Tim 7 Wonders memberikan bantuan pada Posyandu dan UMKM. 

Di Bengkulu, penyerahan bantuan dipusatkan di main dealer Daihatsu jalan S Parman. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Walikota Bengkulu. Sedangkan di Medan acara simbolis penyerahan bantuan kepada 2 Posyandu dan 5 UMKM dilakukan di dealer Daihatsu, Jalan Sisingamangaraja, Medan. 






Selain itu, di hari terakhir tim Terios 7 Wonders berada di Pulau Sumatera,  PT ADM dan juga tim Terios 7-Wonders menyerahkan 3 ekor sapi untuk dijadikan hewan kurban. Ini adalah salah satu bentuk ucapan rasa syukur karena program Terios 7 Wonders, Sumatera Coffee Paradise sudah berhasil dilaksanakan tanpa ada hambatan berarti. 3 ekor sapi ini melambangkan 3 Terios yang dibawa tim dari Jakarta hingga Aceh.



# Sahabat Petualang di “Nol” Kilometer

Akhirnya rangkaian perjalanan panjang tim Terios 7 Wonders hampir berakhir. Setelah beristirahat semalam di Banda Aceh, tim menuju pelabuhan ferry Ulee Lheue. Menurut informasi jadwal kapal ke Sabang tidak menentu. Tim Terios 7 Wonders pun sudah antri di lokasi pelabuhan minimal dari jam 7 pagi. 




Setiba di pelabuhan Ferry Balohan – Sabang, tim segera menuju kota Sabang. Dan akhirnya tim Terios 7 Wonders berhasil mencapai titik “Nol” kilometer di ujung  Pulau Weh, Provinsi Aceh Nanggroe Darussalam pada pukul 12.48 WIB.  Ekspedisi ke Negeri Kopi selama 15 hari dari Jakarta dengan total jarak 3.657 km, berakhir sudah.  

Seremoni singkat menandai berakhirnya ekspedisi ini dilakukan di Tugu “Nol” Kilometer. Seremoni ini ditandai dengan penyerahan plakat, yang akan ditanam di lokasi sekitar lokasi tugu Nol Kilometer.



Ekspedisi Sahabat Petualang di Negeri Kopi akhirnya berakhir. Sumatera Coffee Paradise menjadi bukti kebesaran bangsa Indonesia dalam hal potensi alamnya. Dan Terios 7 Wonders menjadi bukti ketangguhan Daihatsu Terios dalam mengatasi bermacam medan dan tantangan alam. 


There is no certainty; there is only adventure.
Roberto Assagioli

Monday, November 12, 2012

This is dancical

"close your eyes and move your body. follow the music and listen to your soul. so free, so light. you're just the wind, the water, fire, the feelings, that moving beautifully. you sing your freedom, you paint your love. with your own hand, with your own mind. this is the poetry of motion. this is dancing."  -hushtaz-

Aku sangat suka melihat orang menari. Baik membawakan tarian tradisonal, modern, atau kontemporer. Apa aja. Apalagi tarian yang unik dan memiliki unsur cerita di dalamnya. Orang yang menari sepertinya sangat bebas, gak ada beban, tubuhnya seringan angin hingga sepertinya bisa terbang. 

Sabtu (10/11/12) kemarin, aku dapat kesempatan untuk menyaksikan sebuah pertunjukkan tari. Teman mengajak untuk melihat pagelaran tari "Gigi Art Dance Student, E-MOTIONs KIRA'S SONG". Ini adalah pertunjukan musikal tahunan dari Gigi Art Dance, sebuah sekolah tari di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan. Pertunjukkan mereka kali ini bertajuk “KIRA’S SONG” yang digelar di Balai Kartini, Jakarta. 



E-MOTIONs adalah pertunjukan dancical (dance musical) tahunan, sebagai ajang untuk pamer kebolehan para murid dari Gigi Art Dance, yang ditampilkan dalam suatu bentuk alur cerita yang berbeda tiap tahunnya. 

Tahun ini mereka mengangkat isu eksploitasi pada hewan (animal abuse). Mereka mengangkat tema ini dengan tujuan untuk menumbuhkan kembali kecintaan dan kepeduliaan kita terhadap binatang yang ada di seluruh muka bumi.  

Sejak pertama kali panggung digelapkan, musik diputar, prolog dibacakan, dan penari-penari mulai bergerak, aku merinding. Amazed with all the ambience and situation. Mungking agak berlebihan, karena sebenarnya aku ga punya koneksi di situ. Aku menikmati pertunjukkan, dimana teman dan keluarga datang menyaksikan orang yang mereka kenal menari di panggung. Tapi jujur, aku baru pertama kali melihat pertunjukkan dengan konsep dancical, macam broadway. Melihat anak-anak muda (bahkan anak-anak kecil) menari dan menyanyi bikin aku senyum terus sepanjang pertunjukkan, karena buatku itu bagus banget. 

Cerita mengambil setting situasi Pulau Kalimantan, di sebuah desa yang lekat dengan alam bebas dan kehidupan liar. Kira, sang tokoh utama, diceritakan sebagai anak yang bisa berkomunikasi dengan binatang-binatang di dalam hutan. Hampir setiap hari dia mengunjungi binatang-binatang di dalam hutan dan menceritakan banyak kisah pada mereka. Sampai suatu hari seorang pemburu berhasil menangkap binatang-binatang itu dan menjualnya pada sebuah kelompok pertunjukkan sirkus. 

Di sirkus, binatang-binatang itu diperlakukan dengan kejam bahkan disakiti. Tujuannya untuk memberi hiburan agar mereka mendapat keuntungan. Hingga akhirnya kira dan teman-teman binatang lainnya berhasil menyelamatkan. 

Setiap emosi yang diciptakan dalam cerita, ditampilkan dalam bentuk tarian. Marah, sedih, jatuh cinta, semua digambarkan dengan berbagai koreografi tari yang menarik. Para performer pun disesuaikan dengan usia dan jenis tarian yang mereka pelajari. 

E-MOTIONs tahun ini melibatkan sekitar 402 penari. Berbagai macam tarian dibawakan di sini. Seperti tari kontemporer, ballet, hip hop, tradisional, jazz, dan RnB. Meskipun ada beberapa performernya yang lupa gerakan, tidak percaya diri, atau salah bloking. Tapi overall, untuk pertunjukkan ini bagus. Dan berhasil menguatkan keinginan untuk belajar tari (espc javanesse) suatu saat nanti. 

Standing applause for the show. Dan semoga ke depan akan semakin banyak kreasi tari dari Indonesia dan bisa bersaing di lingkup internasional.

;)

Friday, November 9, 2012

rain drop and the dizzy song


Pagi ini disambut dengan hujan yang cukup deres dan gluduk yang cetar membahana :P Bangun jam setengah 5 pagi langsung buka laptop, karena perut mules sedangkan kamar mandi lagi dipake. Browsing deh sambil ngantri... Hehe

Kalau hujan gini jadi inget dulu waktu masih kecil takut banget sama yang namanya hujan, sampe sekarang masih sih, dikit doank tapinya. 

Kenapa? Karena suaranya. Kenapa bukan suara gluduk tapi hujan? Hujan yang jatuh di atas genteng, apalagi di atas seng atau asbes, itu menimbulkan suara yang serem menurutku. Itu kalo didengerin lama-lama efeknya bikin mual dan pusing kepala. Apalagi dulu kamarku di atapnya ada bagian yang dipasangi seng, naaah kan semakin menyeramkanlah suaranya. Jadi kalo hujan, apalagi yang gedhe-gedhe pasti ga bisa tidur dan kabur ke kamar ortu. 

Sebenarnya ga cuma suara hujan yang bikin serem. Suara mobil dan kereta api juga. Apa ya kalo diistilahkna suaranya, ga tau deh apa namanya. Bunyi keras, noise yang berulang-ulang. Jadi kalau naek mobil atau kereta, either liat pemandangan mendingan tidur, pokoknya merem. Kalau ga pasti pusing. 

Aku suka hujan, menarik menurutku. Semua orang juga tahu bagaimana terjadinya hujan. Tapi menurutku masih tidak masuk akal gimana bisa butiran air jatuh dr langit. Ya walaupun manusia juga bisa bikin hujan buatan. Pinterlah pokoknya. 

Tapi walaupun indah dinikmati (hujannya doank ya, banjirnya sih ga), suara butiran air hujan itu asli bikin ga nyaman. Cuman ya, feeling dizzy atau mual itu ga selalu muncul gitu aja sih. Malah kadang fine-fine aja mau ujan seharian. 

Kalo dipikir lucu ya. Kenapa ga takut sama gluduknya yang jelas-jelas menggelegar. Ya takut juga, tapi kan dia munculnya kadang-kadang, kalo hujan kan lama. Ya gitu deh pokoknya. Weird ya..

Anyway..good morning everybody.

Hav'a great day today ya. 
Bawa payung sebelum hujan, bawa bekal sebelum lapar

;)

Tuesday, November 6, 2012

My father, my hero


Kalau ada pejuang sejati, dia adalah bapak saya sendiri. 

Pejuang dalam segala hal. 
Pejuang yang tidak pernah mengeluh. 

Pejuang yang mau melayani sesama. 


Beliau tidak membedakan mana pekerjaan wanita, mana pekerjaan laki-laki
Memasak, mencuci baju, membersihkan lantai, tidak sungkan dilakukan. 
Membuat meja, membuat lemari, memperbaiki lantai dapur, bahkan membuat media tanam, beliau sangat ahli. 

Bapak tidak pernah mengeluh. Ya, bolehlah cerita ini itu, kesulitan yang dialami. Tapi wajarlah sebagai manusia dan seorang bapak menceritakan kesulitan hidupnya. Tapi jarang beliau mengeluhkan sakit, tidak bisa melakukan sesuatu, atau kesal karena sesuatu. Beliau pasti bisa mencari cara mengalihkan perhatiannya. Dan tidak pernah terucapkan. 

Soal melayani sesama, jangan ditanya. Beliau adalah penasihat kelompok pemuda di lingkungan rumah, menjadi ketua panitia di hampir seluruh pesta pernikahan yang melibatkan dirinya, dan juga menjadi prodiakon/pelayan gereja di lingkungan tempat kami tinggal. Beliau sering memberikan jasanya menjadi MC pernikahan dan meminjamkan peralatan sound systemnya tanpa memungut bayaran.

Bagaimana saya tidak bangga. Selama saya mengenyam pendidikan dasar, tidak pernah sekalipun beliau mengeluh untuk mengantar atau menjemput saya. Dimanapun, jam berapapun, dengan siap beliau akan menjemput. Saat saya ingin belajar naik motor agar tidak merepotkan, beliau selalu bilang kalau dia akan siap menjemput kemanapun dan kapanpun, jadi saya tidak perlu belajar naik motor. Saat sudah lulus kuliah dan ingin belajar menyetir mobil, beliau juga tidak ijinkan dengan alasan yang sama. Kemanapun kamu pergi  akan siap antar dan jemput. 

Begitulah dia dengan segala sikap dan kebiasaannya. Tentunya sebagai manusia beliau juga tidak lepas dari kekurangan. Sifat kerasnya tidak terbantahkan. Terbiasa berkegiatan di luar sejak masih muda, maka bisa setiap hari beliau ke luar rumah dan baru kembali tengah malam. Saya percaya bahwa yang dia lakukan itu positif, namun terkadang kekhawatiran keluarga terhadap kesehatannya menjadi penyebab omelan ibu kepada bapak.

Saat pergi meninggalkan untuk menginap di luar karena suatu keperluan lebih dari satu hari, maka kehebohan lain dimulai. Ibu yang tidak biasa ditinggal di rumah sendiri akan mulai mencari-cari alasan supaya anaknya tidak keluar rumah. Ibu selalu merasa tidak aman tanpa adanya bapak  di rumah. Maka, kehadiran bapak juga merupakan jaminan keamanan bagi ibu dan keluarga. Tanpa beliau, ibu akan selalu khawatir dan terganggu kenyamanannya. Tidak hanya ibu, tapi seisi rumah. 

Berbincang dengan bapak  itu seperti membaca buku-buku di rak bagian psikologi, self healing, atau motivasi diri. Beliau selalu memberikan nasihat, masukan, dan pengalamannya dengan bijak dan cukup membumi. Membumi artinya tidak membuat kita berpikir terlalu tinggi, tapi realistis. Beliau seorang pendengar yang baik, seorang penceramah yang bijak, dan pengajar yang sabar. Bercerita dengan beliau seperti menguliti lembar demi lembar pribadi kita, kita bisa cerita apa saja. Sekolah, teman, pasangan, bahkan berbagi tentang isu-isu yang sedang hits di media. 

Ketekunannya membaca buku dalam mempelajari sesuatu tidak bisa kutandingi. Buku-buku bahasa Jawa, adat pernikahan Jawa, buku-buku rohani, selalu setia dia baca untuk menambah pengetahuan saat akan melayani. Menurutku itu mengalahkan kesukaanku membaca novel dari pengarang terkenal, buku-buku periklanan, atau buku pengetahuan lain yang kuanggap keren. 

Di usianya yang sudah 57 tahun, satu demi satu batang rokok masih setia dihisapnya. Rasa-rasanya, tidak akan ada yang bisa menghentikannya kecuali niatnya sendiri dan sesak nafas ringan yang sering dialami. Tapi kembali sehat adalah jaminan dari dia, saat kebiasaan rokok dia hentikan untuk satu-dua hari. Usia separuh abad, tidak membuatnya terlihat tua. Malah lebih muda dari teman atau saudara yang usianya sebaya atau di lebih muda. Ini murni pendapat pribadi.

Hidup jauh dari bapak adalah sebuah ujian sebenarnya. Terbiasa bicara tentang apa saja tanpa dihakimi, membuat saya demanding akan kehadirannya. Pesan singkat beliau setiap hari membuat kontak fisik yang tidak mungkin, seketika jadi nyata. Sedang apa dik, sudah makan dik, hari ini kemana dik. Pertanyaan standar, but it's more than enough

He completes me. He completes us. Segala yang ada padanya adalah hal yang luar biasa. Doa yang tidak pernah berhenti saya panjatkan adalah berharap bahwa dia akan selalu sehat dan bahagia, dengan caranya. Tuhan pasti akan selalu menghadirkan segala yang baik padanya. 

Karena dia adalah pejuang sejatiku dalam kehidupan. 

Amin

I love you bapak ;)




Thursday, November 1, 2012

Apa yang menantang kita untuk jadi lebih baik setiap harinya? 
Sepertinya hanya Tuhan yang tahu. 
Karena beliau yang tahu, sebatas mana kemampuan umatNya

Waktunya istirahat, waktunya bikin kulit lebih sehat



Menjadi sosok yang aktif dan tetap terlihat cantik terawat adalah impian setiap perempuan Indonesia. Karena di balik penampilan yang apik dan cantiknya perempuan Indonesia, selalu terpancar energi dan daya tarik yang positif bagi orang di sekitarnya. 

Tapi sebenarnya kecantikan itu tidak hanya terpancar dari kulit wajah saja, tapi juga dari kulit tubuh. Kulit tubuh yang sehat akan membantu memaksimalkan penampilan seorang wanita. Kulit tubuh yang bersih dan lembab, akan terlihat lebih menarik daripada kulit yang kusam dan kering. 

Panas matahari, polusi, dan berkurangnya cairan dalam tubuh dapat mengakibatkan kulit menjadi tidak sehat, sehingga mudah terlihat kusam. Bahkan kelembapan kulit dapat berkurang sehingga menyebabkan kulit terlihat kering dan bersisik. 

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merawat kulit tubuh. Di siang hari, kita bisa mengoleskan sunblock  pada bagian yang terpapar langsung dengan matahari dan moisturizer agar kulit tidak kering selama beraktivitas. Namun ternyata itu saja tidak cukup, karena kulit membutuhkan nutrisi lebih terutama untuk menjaga kelembapannya, bahkan setelah kita beraktivitas. Maka perawatan kulit tubuh malam hari sangat penting dilakukan secara rutin, bahkan harus kita mulai sejak dini. Karena  saat tubuh kita beristirahat, kulit juga akan bekerja untuk meregenerasi kulit yang rusak termasuk melembabkan dan mencerahkan.

Apa saja sih yang bisa kita lakukan untuk merawat kulit malam hari? 

1. Minum air putih

Minumlah air putih yang cukup di malam hari. Saat malam hari terjadi pembelahan sel-sel lapisan kulit dan ketika itu kandungan air pada kulit paling banyak menghilang. Jumlahnya mencapai 25 persen dibandingkan pada pagi atau siang hari. Jadi walaupun tidak lagi beraktivitas, kita tetap harus memenuhi asupan cairan dalam tubuh. 

2. Gunakan scrub

Pemakaian scrub di malam hari dapat membantu mengikis sel-sel kulit mati, sekaligus menghilangkan kotoran yang menempel di kulit selama kita beraktivitas di siang hari.

3. Nyalakan aromatherapy

Menyalakan aromatherapy saat menjelang tidur, membuat kita lebih rileks sehingga tidur kita dapat lebih nyenyak dan berkualitas. Tidur yang berkualitas dapat membuat kulit kita menjadi lebih segar saat bangun kembali esok hari. 

4. Oleskan body lotion

Pilih lotion yang mengandung banyak moisturizer dan vitamin, karena pada malam hari kulit tubuh paling banyak kehilangan kelembapan dan butuh bekerja ekstra untuk proses regenerasi.



Untuk poin terakhir, Citra Night Whitening bisa jadi pilihanmu karena mengandung bahan alami seperti Minyak Biji Anggur dan Esktrak Mulberry. Khasiat Minyak Biji Anggur yang telah dikenal sejak dulu, kini dapat kamu rasakan manfaatnya dengan cara yang lebih modern. Antioksidan yang terkandung di dalamnya sangat baik untuk merawat kulit dan membuat kulit tampak lebih muda serta terasa lebih lembut. 

Sedangkan Ekstra Mulberry membantu membuat kulit tampak lebih putih dan cerah. Kamu tidak perlu lagi khawatir kulitmu terlihat kusam esok hari, karena saat kamu beristirahat Esktra Mulberry akan membantu mencerahkan kulitmu dan membuatnya terlihat lebih putih.

Sedikit tambahan info, untuk kamu di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, kamu tidak hanya bisa menikmati perawatan dari Citra untuk kulit malam hari. Karena hanya dengan membeli produk Citra di semua Rumah Cantik Citra, kamu bisa menikmati berbagai pengalaman relaksasi, seperti hand & foot massage, body massage, body scrub dan face massage. Seru khan! 

Jadi selama istirahat, percayakan saja perawatan kulit malam harimu pada Citra Night Whitening. Kulit sehat, jadi lebih cerah terawat. 




Sumber:


Tuesday, September 25, 2012

5 Minutes Writing Excercises - #1


Menantang diri sendiri untuk menghasilkan sebuah tulisan dalam waktu 5 menit, dan inilah yang saya tulis. 




Akhir-akhir ini saya sedang berjibaku dengan banyak buku-buku yang ada di kamar saudara sepupu. Walaupun tidak smua habis saya lahap, tapi ada banyak pengetahuan baru yang bisa saya dapat. Salah satunya adalah buku Paul Arden, God Explained in a Taxi Ride. Bukunya ringan, tidak berusaha menggurui, tapi hanya ingin share tentang sebuah pemahaman dan penerimaan akan Tuhan. 

Kita tidak dituntut untuk berpikir berat, cukup mengikuti tulisan-tulisannya dengan santai. Karena menurut saya, selain mengandung fakta ringan seputar Tuhan dan agama, buku ini murni berisikan opini dari penulisnya. 
Apa Tuhan ada, nyata, dan pantaskah kita mempercayainya. 

Saat saya baca buku ini, saya justru asyik mengikuti cara bertuturnya, tidak melulu fokus pada kontennya. Karena saya tipe orang cukup setia dengan agama (hohoho) maka saya tidak menanggapinya dengan terlalu serius. Yang paling menarik menurut saya adalah kesimpulan akhir yang dipakai dalam buku. Dalam bahasa saya "Kalau kita percaya adanya matahari, maka sebenarnya kita sudah percaya akan adanya Tuhan, karena semua hal atau peristiwa atau benda yang ada di bumi dan alam semesta tidak ada yang namanya kebetulan, Tuhan adalah nama yang kita berikan untuk kekuatan yang menciptakan semesta."

Great!!!

Monday, August 27, 2012

April-Agustus

Sudah lama sekali sejak bulan April tidak ada satupun tulisan baru di sini. Mungkin saking banyaknya cerita yang terjadi ya sampai gak bisa diceritain dan dibagi di sini.. Apakah kejadian-kejadian itu buatku terlalu personal, atau terlalu sedih, atau malah memalukan. Hihi... Dan akupun lebih banyak sharing di twitter tentang pikiran dan kejadian-kejadian sederhana yang terjadi di sekitar. 


Blog ini iri sih sebenarnya gak dibagi ceritanya juga. :P Semoga bisa cepat kuobati rasa irinya blog ini, dan segera bisa berbagi tentang apapun yang terjadi...

Ciaooo....


Sunday, July 15, 2012

Hore Beach..


Kali ini rencana perjalanan ke pantai akhirnya terwujud nyata. Dengan peserta yang hanya 4 orang, dan semuanya cewek, berangkatlah kita menuju timur Jogja memulai trip pantai to pantai (14/7/12). Yeeaayy..semua exciting!! 

Meski pagi itu dibuka dengan mendung dan gerimis, tetep jalanlah kita menuju meeting point di rumah Wini. Rencana brangkat jam 8 pun, baru terlaksana sekitar 8.30 lewat. Yang cukup menyenangkan adalah, kita berangkat tinggal bawa body aja, karena smua ransum sudah disiapkan.. Yeaayy..double exciting. Wkwkwk... Mereka donk, Putri Wini Farikha, pake rok panjang semriwing. Duuuh iri, akhirnya kita kompakan pake rok smua biar kelihatan lebih yoi :p

Walaupun semua kelihatannya udah sangat prepare, tapi tetep ya ada yang ketinggalan, yaitu pakaian ganti. Beruntung Wini cukup dermawan, memberi bantuan pakaian ganti (ga perlu disebutin apa ya) :p

Mobil yang udah dipanasin, dan driver yang udah siap sedari pagi, jadi saksi kehebohan kita waktu persiapan mau jalan. Dengan mengucap basmalah, perjalanan panjang pun dimulai. 

Mobil udah mulus, jalan pun ga geol-geol banget, tapi agaknya si driver ini agak ababil ya nyetirnya, jadi wuzz wuzz kencang tak terhingga dan nyaris setiap berapa menit sekali kedengeran orang nahan napas di belakang karena mobil yang hampir aja nyenggol kendaraan lain. 

Dengan kecepatan super itu, akhirnya dalam satu setengah jam kita sampai pantai pertama. Untuk ukuran kita, yang ga begitu apal jalan,waktu tempuh segitu udah cepet banget. 

Daaaan..pantai pertama kita datengin adalah Pantai Sepanjang. Pantai ini pasirnya putih dan cukup halus. 



 Pantai Sepanjang 

Tempatnya masih sepi, cuma ada beberapa pasangan dan rombongan wisatawan dari sebuah instansi. Di sana kita ditawarin pecel rumput laut dan keripiknya. Hemm..menarik sih ya, karena belum pernah cobain. Tapi karena kita mual banget akibat perjalanan akhirnya gak jadi nyobain. 

Setelah dari Pantai Sepanjang, kita langsung cuss ke Pantai Indrayanti. Berbekal pengalaman indah beberapa teman tentang pantai itu, kita pun membayangkan hal yang sama. 





Pantai Indrayanti

Tapi begitu nyampe, duuh biyung...ga banget deh. Pantainya udah rame banget. Bahkan mau lihat keindahaannya pun kita ga bisa konsen, karena saking banyaknya orang disana. 


Akhirnya kita pun pindah ke pantai Sundak dan Ngandong. Pantai Ngandong ini berada satu jalur dengan Sundak hanya terpisah karang. Suasana pantai Ngandong cukup sepi, dan kitapun akhirnya memutuskan untuk benar-benar membasahkan diri di sana. Hihihi... 

Kita nemuin spot yang pasirnya agak dalam dan bener-bener kayak mini pool pribadi. Airnya hijau kebiruan dengan hanya kita ber-4 di sana, it's like heaven. Dan cuaca siang itu oke banget, karena matahari agak tertutup sedikit sama awan jadi ga begitu panas, dan bikin langitnya jadi biru, ceraaaaahhh banget










Pantai Ngandong


Hampir 4 jam kita maen-maen di Ngandong. Dan kelar dari situ kita pesan makan siang superb. 5 porsi ikan, seperempat udang asam manis, ca kangkung, dan sambel bawang dengan 20 cabe. Two thumbs up deh pokoknya. 



Yummy lunch...slurrp

Balik dari situ kita sempetin mampir ke pantai terakhir, Pantai Drini. Karena sudah cukup sore, matahari udah habis, dan ternyata langitnya agak mendung, suasananya jadi biasa aja menurutku ya. Bahkan kita pun ga bisa menikmati sunset sama sekali, karena mataharinya tertutup sama awan. But we enjoyed the beach, yang pasti tetep diisi dengan foto dan sebagainya :) 



Pantai Drini


Perjalanan panjang pulang ke rumah pun dimulai. Kita udah memposisikan diri senyaman mungkin, supaya gak terpengaruh dengan gaya setir labilnya si driver. 

Dan ternyata, masih pada punya ide surprise untuk mampir ke Bukit Bintang yang masih berada di daerah pegunungan Gunung Kidul. Di sana ada warung makan, jagung bakar, dan resto. Kita pilih satu warung buat mampir. Berdasar pengalaman teman yang suka "ditembak" harga di sini, aku pun langsung ngecek harga dulu baru kita pesen. 

Well, semangkuk mie rebus telur, teh anget, dan kopi pun jadi teman kita sejenak untuk ngobrol dan menikmati kerlap-kerlip Jogja dari atas. Inilah kenapa area ini disebut Bukit Bintang. Karena selain bisa lihat langit dengan hamparan bintang beneran, kita juga bisa lihat kota Jogja dengan gemerlap lampu-lampunya di malam hari.

Nice!