Friday, September 26, 2008

media news

Bukannya mau sok-sokan jadi orang yang peduli banget sama negara. Tapi dua hari ini ngelihat tajuk rencana Media Indonesia, ngebahas tentang hal yang menurutku menarik banget. Tentang pengangkatan Kapolri baru, dan kondisi trasportasi kereta api di Indonesia. Kedua hal itu jelas jadi hal yang selalu menimbulkan masalah dan isu yang krusial.

Yang pertama masalah kepolisian Indonesia. Yang jadi pernyataan pentingnya adalah "akankah ada hal yang baik yang muncul dan makin membaik, ataukah selalu muncul hal buruk yang makin memburuk." Kita semua sudah tahu dan paham betul, tentang nama baik kepolisian Indonesia yang makin memburuk. Polisi sebagai pengayom masyarakat, dinilai tidak bisa lagi menjadi panutan yang baik, seiring dengan munculnya berbagai tindakan negatif dari oknum polisi tersebut. Dari mulai korupsi, pemakai narkotika, kasus suap, tindakan asusila, hingga pemerasan masyarakat dalam bentuk denda pelanggaran, yang ujung-ujungnya selalu masuk kantong pribadi. Dan itu fatal! Karena mengakibatkan jatuhnya nama baik kepolisian Indonesia yang seharusnya bisa membuat kehidupan masyarakat lebih aman. Tapi itu tidak sepenuhnya salah oknum pribadi. Gaji polisi yang terlalu kecil, menimbulkan depresi bagi masing-masing individu dalam kepolisian, yang berujung pada tindakan mencari keuntungan lain di luar pekerjaan. Seperti yang sering terjadi pada razia kendaraan bermotor. Pelanggaran yang berujung pada beban denda pengguna jalan, akan masuk ke kantong pribadi. Mungkin harus lebih hati-hati berkendara pada tanggal muda, tanggal tua, dan menjelang hari raya. Polisi pasti beraksi mencari korban-korban pelanggaran marka. Kembali ke soal gaji. Gaji polisi sebagai PNS memang tergolong kecil (walau saya gak tau persisnya), dengan tingkat resiko yang besar. Bahkan tak jarang, kebanggaan sebagai polisi harus dibayar dengan nyawa saat bertugas.

Pemerintah mungkin memang harus lebih memperhatikan kesejahteraan mereka, karena kondisi keamanan dan ketertiban ada di tangan mereka. Masyarakat pun harus mau bekerjasama dengan baik, dan menghormati polisi sebagai abdi negara. Daaaan....sebagai individu, oknum polisi tersebut harus mau dan mampu melihat kembali pada dirinya sendiri. Bahwa pekerjaan yang ia pilih adalah tugas mulia dan harus dilaksanakan dengan baik. Nama baik yang telah tercoreng harus dikembalikan. Perilaku menyimpang dan melanggar aturan harus segera ditindak. Agar wajah kepolisian RI kembali bersih, dan mampu mendongakan kepala lagi, bukan dengan sikap angkuh dan arogan, tapi dengan bangga dan berwibawa...
Naaahhh...terkait dengan pengangkatan Kapolri yang baru, tugas yang akan ia emban pun akan berat. Dipercaya penuh oleh DPR, berarti dipercaya juga oleh rakyat. Tanpa bicara banyak, rakyat pasti berharap bahwa kepimpinan kali ini bisa membawa iklim yang lebih baik. Dan memperbaiki citra polisi. Tidak hanya citra, tapi juga tanggung jawab dan profesionalitas kerja. Tapiii...jika tidak ada lagi perubahan, mungkin DPR harus memperbaiki sistem penilaian mereka. Karena bisa jadi mereka salah pilih. Semoga tidaaakk!!
Hidup Polisi Indonesia...

Yang kedua, transportasi jalan darat, yaitu kereta api.
Kereta api adalah transportasi yang sampai saat ini, menjadi alat transportasi yang paling dipilih oleh masyarakat untuk bepergian. Tapi, kenyataan yang terjadi memang ironis. Tingginya penumpang kereta api, tidak diringi dengan peningkatan fasilitas atau perbaikan bagi sistem manajemennya jadi lebih baik. Entah apa yang terjadi dalam badan manajerialnya. Yang pasti, banyak banget kecelakaan kereta api yang telah terjadi. Entah anjlok, terguling, atau menabrak. Bahkan, palang pintu pun menjadi hal yang belum bisa dipenuhi hingga kini. Kita bisa lihat, berapa nyawa melayang karena tertabrak kereta, dan yang jadi penyebabnya adalah tidak adanya palang perlintasan kereta api. Ironis memang! Tidak adanya perhatian yang maksimal pada kereta api, mengakibatkan banyaknya nyawa yang melayang karena keteledoran.
Tapi, bukan hanya pemerintah yang salah. Masyarakat pun bertingkah seenaknya sendiri, dan tidak ikut merawat fasilitas umum yang telah disediakan pemerintah. Mereka mengotori, memecahkan kaca kereta, bahkan bertaruh dengan menumpang di atas atap gerbong. What!! Apa sih yang ada di pikiran mereka? Mau bunuh diri?

Dan satu lagi hal yang paling ironis yang dilakukan masyarakat Indonesia saat ini. Beberapa orang dengan santainya mencuri besi lintasan kereta api dan menjualnya. Dengan tega, mereka menjual besi tersebut dengan harga, Rp 2 atau 3 ribu perkilonya. Mereka menukar nyawa dengan rupiah? Apa yang terjadi jika belasan gerbong kereta api, yang dipenuhi ratusan penumpang untuk pulang ke rumah tinggal mereka, mungkin di antara mereka ada sanak keluarga si penjual besi tersebut. Kereta yang mereka oleng, anjlok, atau menabrak, dan semua penumpang tewas dan luka-luka. Apa harga besi kiloan tersebut lebih berharga dari sebuah nyawa? Damn....dunia itu makin gila!!

Sebaiknya Menteri transportasi segera turun tangan. Memeriksa apa yang jadi kendala transportasi Indonesia, hingga selalu tertinggal dan mengakibatkan korban jiwa. Kereta yang jadi favorit banyak orang (bahkan ada komunitas pecinta kereta api), akan selalu jadi bagian penting dari masyarakat Indonesia. Gak bisa dipungkiri lagi. Dengan perbaikan fasilitas yang baik, masyarakat pasti akan lebih nyaman melakukan perjalanan. Dan catatan penting yang digaris tebal dan lagi-lagi untuk masyarakat, adalah agar masyarakat, kita, aku, kamu, jadi warga negara yang baik dengan menjaga fasilitas tersebut. Kalau baik, bagus, dan terpelihara, siapa yang senang? Ya kita pastinyaaa!!! Yaaa semoga jadi lebih baik!

"Menarik ya, lebih menarik lagi kalau kita jadi bagian dari semua itu dengan jadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab, pada semua hal yang udah kita terima. Bravo..."

No comments: