Friday, September 26, 2008
buzzing from buzz
hey...
its annoying..
perasaan gak nyaman yang mengancam. kayaknya harus segera diatasi dengan percaya diri yang tinggi. apapun itu!
its annoying..
saat melihat orang lain yang seakan mengancam, tapi sebenarnya bisa menusuk dari belakang. sebenarnya tidak baik membayangkan, tapi emang terjadi.
its very annoying..
saat melihat orang lain bisa, mampu, dan hebat, sedangkan kita duduk di paling belakang. damn! dan yang paling annoying...
kita bingung mau ngapain. kita tau, tapi pusing cari jalan memulainya. cari cara menyelesaikannya.
thats....annoying...
(buzzing in my mind, after join the sharing session in my nu office..damn! im like a tiny little damn shiit!!)
its annoying..
perasaan gak nyaman yang mengancam. kayaknya harus segera diatasi dengan percaya diri yang tinggi. apapun itu!
its annoying..
saat melihat orang lain yang seakan mengancam, tapi sebenarnya bisa menusuk dari belakang. sebenarnya tidak baik membayangkan, tapi emang terjadi.
its very annoying..
saat melihat orang lain bisa, mampu, dan hebat, sedangkan kita duduk di paling belakang. damn! dan yang paling annoying...
kita bingung mau ngapain. kita tau, tapi pusing cari jalan memulainya. cari cara menyelesaikannya.
thats....annoying...
(buzzing in my mind, after join the sharing session in my nu office..damn! im like a tiny little damn shiit!!)
media news
Bukannya mau sok-sokan jadi orang yang peduli banget sama negara. Tapi dua hari ini ngelihat tajuk rencana Media Indonesia, ngebahas tentang hal yang menurutku menarik banget. Tentang pengangkatan Kapolri baru, dan kondisi trasportasi kereta api di Indonesia. Kedua hal itu jelas jadi hal yang selalu menimbulkan masalah dan isu yang krusial.
Yang pertama masalah kepolisian Indonesia. Yang jadi pernyataan pentingnya adalah "akankah ada hal yang baik yang muncul dan makin membaik, ataukah selalu muncul hal buruk yang makin memburuk." Kita semua sudah tahu dan paham betul, tentang nama baik kepolisian Indonesia yang makin memburuk. Polisi sebagai pengayom masyarakat, dinilai tidak bisa lagi menjadi panutan yang baik, seiring dengan munculnya berbagai tindakan negatif dari oknum polisi tersebut. Dari mulai korupsi, pemakai narkotika, kasus suap, tindakan asusila, hingga pemerasan masyarakat dalam bentuk denda pelanggaran, yang ujung-ujungnya selalu masuk kantong pribadi. Dan itu fatal! Karena mengakibatkan jatuhnya nama baik kepolisian Indonesia yang seharusnya bisa membuat kehidupan masyarakat lebih aman. Tapi itu tidak sepenuhnya salah oknum pribadi. Gaji polisi yang terlalu kecil, menimbulkan depresi bagi masing-masing individu dalam kepolisian, yang berujung pada tindakan mencari keuntungan lain di luar pekerjaan. Seperti yang sering terjadi pada razia kendaraan bermotor. Pelanggaran yang berujung pada beban denda pengguna jalan, akan masuk ke kantong pribadi. Mungkin harus lebih hati-hati berkendara pada tanggal muda, tanggal tua, dan menjelang hari raya. Polisi pasti beraksi mencari korban-korban pelanggaran marka. Kembali ke soal gaji. Gaji polisi sebagai PNS memang tergolong kecil (walau saya gak tau persisnya), dengan tingkat resiko yang besar. Bahkan tak jarang, kebanggaan sebagai polisi harus dibayar dengan nyawa saat bertugas.
Pemerintah mungkin memang harus lebih memperhatikan kesejahteraan mereka, karena kondisi keamanan dan ketertiban ada di tangan mereka. Masyarakat pun harus mau bekerjasama dengan baik, dan menghormati polisi sebagai abdi negara. Daaaan....sebagai individu, oknum polisi tersebut harus mau dan mampu melihat kembali pada dirinya sendiri. Bahwa pekerjaan yang ia pilih adalah tugas mulia dan harus dilaksanakan dengan baik. Nama baik yang telah tercoreng harus dikembalikan. Perilaku menyimpang dan melanggar aturan harus segera ditindak. Agar wajah kepolisian RI kembali bersih, dan mampu mendongakan kepala lagi, bukan dengan sikap angkuh dan arogan, tapi dengan bangga dan berwibawa...
Naaahhh...terkait dengan pengangkatan Kapolri yang baru, tugas yang akan ia emban pun akan berat. Dipercaya penuh oleh DPR, berarti dipercaya juga oleh rakyat. Tanpa bicara banyak, rakyat pasti berharap bahwa kepimpinan kali ini bisa membawa iklim yang lebih baik. Dan memperbaiki citra polisi. Tidak hanya citra, tapi juga tanggung jawab dan profesionalitas kerja. Tapiii...jika tidak ada lagi perubahan, mungkin DPR harus memperbaiki sistem penilaian mereka. Karena bisa jadi mereka salah pilih. Semoga tidaaakk!!
Hidup Polisi Indonesia...
Yang kedua, transportasi jalan darat, yaitu kereta api.
Kereta api adalah transportasi yang sampai saat ini, menjadi alat transportasi yang paling dipilih oleh masyarakat untuk bepergian. Tapi, kenyataan yang terjadi memang ironis. Tingginya penumpang kereta api, tidak diringi dengan peningkatan fasilitas atau perbaikan bagi sistem manajemennya jadi lebih baik. Entah apa yang terjadi dalam badan manajerialnya. Yang pasti, banyak banget kecelakaan kereta api yang telah terjadi. Entah anjlok, terguling, atau menabrak. Bahkan, palang pintu pun menjadi hal yang belum bisa dipenuhi hingga kini. Kita bisa lihat, berapa nyawa melayang karena tertabrak kereta, dan yang jadi penyebabnya adalah tidak adanya palang perlintasan kereta api. Ironis memang! Tidak adanya perhatian yang maksimal pada kereta api, mengakibatkan banyaknya nyawa yang melayang karena keteledoran.
Tapi, bukan hanya pemerintah yang salah. Masyarakat pun bertingkah seenaknya sendiri, dan tidak ikut merawat fasilitas umum yang telah disediakan pemerintah. Mereka mengotori, memecahkan kaca kereta, bahkan bertaruh dengan menumpang di atas atap gerbong. What!! Apa sih yang ada di pikiran mereka? Mau bunuh diri?
Dan satu lagi hal yang paling ironis yang dilakukan masyarakat Indonesia saat ini. Beberapa orang dengan santainya mencuri besi lintasan kereta api dan menjualnya. Dengan tega, mereka menjual besi tersebut dengan harga, Rp 2 atau 3 ribu perkilonya. Mereka menukar nyawa dengan rupiah? Apa yang terjadi jika belasan gerbong kereta api, yang dipenuhi ratusan penumpang untuk pulang ke rumah tinggal mereka, mungkin di antara mereka ada sanak keluarga si penjual besi tersebut. Kereta yang mereka oleng, anjlok, atau menabrak, dan semua penumpang tewas dan luka-luka. Apa harga besi kiloan tersebut lebih berharga dari sebuah nyawa? Damn....dunia itu makin gila!!
Sebaiknya Menteri transportasi segera turun tangan. Memeriksa apa yang jadi kendala transportasi Indonesia, hingga selalu tertinggal dan mengakibatkan korban jiwa. Kereta yang jadi favorit banyak orang (bahkan ada komunitas pecinta kereta api), akan selalu jadi bagian penting dari masyarakat Indonesia. Gak bisa dipungkiri lagi. Dengan perbaikan fasilitas yang baik, masyarakat pasti akan lebih nyaman melakukan perjalanan. Dan catatan penting yang digaris tebal dan lagi-lagi untuk masyarakat, adalah agar masyarakat, kita, aku, kamu, jadi warga negara yang baik dengan menjaga fasilitas tersebut. Kalau baik, bagus, dan terpelihara, siapa yang senang? Ya kita pastinyaaa!!! Yaaa semoga jadi lebih baik!
"Menarik ya, lebih menarik lagi kalau kita jadi bagian dari semua itu dengan jadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab, pada semua hal yang udah kita terima. Bravo..."
Yang pertama masalah kepolisian Indonesia. Yang jadi pernyataan pentingnya adalah "akankah ada hal yang baik yang muncul dan makin membaik, ataukah selalu muncul hal buruk yang makin memburuk." Kita semua sudah tahu dan paham betul, tentang nama baik kepolisian Indonesia yang makin memburuk. Polisi sebagai pengayom masyarakat, dinilai tidak bisa lagi menjadi panutan yang baik, seiring dengan munculnya berbagai tindakan negatif dari oknum polisi tersebut. Dari mulai korupsi, pemakai narkotika, kasus suap, tindakan asusila, hingga pemerasan masyarakat dalam bentuk denda pelanggaran, yang ujung-ujungnya selalu masuk kantong pribadi. Dan itu fatal! Karena mengakibatkan jatuhnya nama baik kepolisian Indonesia yang seharusnya bisa membuat kehidupan masyarakat lebih aman. Tapi itu tidak sepenuhnya salah oknum pribadi. Gaji polisi yang terlalu kecil, menimbulkan depresi bagi masing-masing individu dalam kepolisian, yang berujung pada tindakan mencari keuntungan lain di luar pekerjaan. Seperti yang sering terjadi pada razia kendaraan bermotor. Pelanggaran yang berujung pada beban denda pengguna jalan, akan masuk ke kantong pribadi. Mungkin harus lebih hati-hati berkendara pada tanggal muda, tanggal tua, dan menjelang hari raya. Polisi pasti beraksi mencari korban-korban pelanggaran marka. Kembali ke soal gaji. Gaji polisi sebagai PNS memang tergolong kecil (walau saya gak tau persisnya), dengan tingkat resiko yang besar. Bahkan tak jarang, kebanggaan sebagai polisi harus dibayar dengan nyawa saat bertugas.
Pemerintah mungkin memang harus lebih memperhatikan kesejahteraan mereka, karena kondisi keamanan dan ketertiban ada di tangan mereka. Masyarakat pun harus mau bekerjasama dengan baik, dan menghormati polisi sebagai abdi negara. Daaaan....sebagai individu, oknum polisi tersebut harus mau dan mampu melihat kembali pada dirinya sendiri. Bahwa pekerjaan yang ia pilih adalah tugas mulia dan harus dilaksanakan dengan baik. Nama baik yang telah tercoreng harus dikembalikan. Perilaku menyimpang dan melanggar aturan harus segera ditindak. Agar wajah kepolisian RI kembali bersih, dan mampu mendongakan kepala lagi, bukan dengan sikap angkuh dan arogan, tapi dengan bangga dan berwibawa...
Naaahhh...terkait dengan pengangkatan Kapolri yang baru, tugas yang akan ia emban pun akan berat. Dipercaya penuh oleh DPR, berarti dipercaya juga oleh rakyat. Tanpa bicara banyak, rakyat pasti berharap bahwa kepimpinan kali ini bisa membawa iklim yang lebih baik. Dan memperbaiki citra polisi. Tidak hanya citra, tapi juga tanggung jawab dan profesionalitas kerja. Tapiii...jika tidak ada lagi perubahan, mungkin DPR harus memperbaiki sistem penilaian mereka. Karena bisa jadi mereka salah pilih. Semoga tidaaakk!!
Hidup Polisi Indonesia...
Yang kedua, transportasi jalan darat, yaitu kereta api.
Kereta api adalah transportasi yang sampai saat ini, menjadi alat transportasi yang paling dipilih oleh masyarakat untuk bepergian. Tapi, kenyataan yang terjadi memang ironis. Tingginya penumpang kereta api, tidak diringi dengan peningkatan fasilitas atau perbaikan bagi sistem manajemennya jadi lebih baik. Entah apa yang terjadi dalam badan manajerialnya. Yang pasti, banyak banget kecelakaan kereta api yang telah terjadi. Entah anjlok, terguling, atau menabrak. Bahkan, palang pintu pun menjadi hal yang belum bisa dipenuhi hingga kini. Kita bisa lihat, berapa nyawa melayang karena tertabrak kereta, dan yang jadi penyebabnya adalah tidak adanya palang perlintasan kereta api. Ironis memang! Tidak adanya perhatian yang maksimal pada kereta api, mengakibatkan banyaknya nyawa yang melayang karena keteledoran.
Tapi, bukan hanya pemerintah yang salah. Masyarakat pun bertingkah seenaknya sendiri, dan tidak ikut merawat fasilitas umum yang telah disediakan pemerintah. Mereka mengotori, memecahkan kaca kereta, bahkan bertaruh dengan menumpang di atas atap gerbong. What!! Apa sih yang ada di pikiran mereka? Mau bunuh diri?
Dan satu lagi hal yang paling ironis yang dilakukan masyarakat Indonesia saat ini. Beberapa orang dengan santainya mencuri besi lintasan kereta api dan menjualnya. Dengan tega, mereka menjual besi tersebut dengan harga, Rp 2 atau 3 ribu perkilonya. Mereka menukar nyawa dengan rupiah? Apa yang terjadi jika belasan gerbong kereta api, yang dipenuhi ratusan penumpang untuk pulang ke rumah tinggal mereka, mungkin di antara mereka ada sanak keluarga si penjual besi tersebut. Kereta yang mereka oleng, anjlok, atau menabrak, dan semua penumpang tewas dan luka-luka. Apa harga besi kiloan tersebut lebih berharga dari sebuah nyawa? Damn....dunia itu makin gila!!
Sebaiknya Menteri transportasi segera turun tangan. Memeriksa apa yang jadi kendala transportasi Indonesia, hingga selalu tertinggal dan mengakibatkan korban jiwa. Kereta yang jadi favorit banyak orang (bahkan ada komunitas pecinta kereta api), akan selalu jadi bagian penting dari masyarakat Indonesia. Gak bisa dipungkiri lagi. Dengan perbaikan fasilitas yang baik, masyarakat pasti akan lebih nyaman melakukan perjalanan. Dan catatan penting yang digaris tebal dan lagi-lagi untuk masyarakat, adalah agar masyarakat, kita, aku, kamu, jadi warga negara yang baik dengan menjaga fasilitas tersebut. Kalau baik, bagus, dan terpelihara, siapa yang senang? Ya kita pastinyaaa!!! Yaaa semoga jadi lebih baik!
"Menarik ya, lebih menarik lagi kalau kita jadi bagian dari semua itu dengan jadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab, pada semua hal yang udah kita terima. Bravo..."
Thursday, September 25, 2008
dear rasa takut
heeiii..pa kabar fears?
apa kau masih di sana, tersembunyi di balik aliran darah
dalam hati yang tak tersentuh dalamnya
kira-kira sampai kapan kamu di sana
bertahan dalam gelap,
terlihat lemah, tapi sebenarnya paling kuat
apa tidak bosan, kamu berteman dengan segala macam yang hitam
tanpa ada warna lain, selain ketidakteraturan
kasian kamu
selalu dicap sebagai yang buruk
yang tetap hidup meski sudah dibunuh
aku ingin tahu, bagaimana sih caramu bertahan di situ?
padahal, si tuanmu telah menikam, merajam,
bahkan membakarmu tanpa ampun
tapi kamu selalu kembali dengan senyum lebar, sangat lebar!!
apa kamu masih suka melompat dan mengejang
saat ada sesuatu yang tak kamu suka,yang muncul tiba-tiba?
yang membuat, dia, aku, kami, jadi gemetar
dan mengerut hingga habis...
heii fears, aku mau protes
aku ingin kamu pergi
tak suka kamu di sini
mengganggu tidur, dan kerjaku
merubah pola makan dan pola pikirku
hingga kadang kesadaranku hilang,
mengejan, dan memilih pulang.
dan fears, karena kamu
aku tak bisa menggenggam dunia
mendapatkan apa yang suka
memeluk apa yang aku sayang
aku tak bisa dapatkan bahagia, yang berlandaskan idealisme hati
yang mengakar di sanubari
dan kadang melanggar regulasi
fears, aku bosan
aku ingin membuangmu
menjadikan aku lebih berani
menjadikan aku lebih beremosi dan bernyali
selesai semua,
aku memusnahkannya
menyelesaikan kontrak yang memang telah habis
dan harus habis...
sekarang di sini aku harus berani
untuk menantangmu dan membuangmu jauh
"dear fears, kamu bukan jawaban hidupku"
apa kau masih di sana, tersembunyi di balik aliran darah
dalam hati yang tak tersentuh dalamnya
kira-kira sampai kapan kamu di sana
bertahan dalam gelap,
terlihat lemah, tapi sebenarnya paling kuat
apa tidak bosan, kamu berteman dengan segala macam yang hitam
tanpa ada warna lain, selain ketidakteraturan
kasian kamu
selalu dicap sebagai yang buruk
yang tetap hidup meski sudah dibunuh
aku ingin tahu, bagaimana sih caramu bertahan di situ?
padahal, si tuanmu telah menikam, merajam,
bahkan membakarmu tanpa ampun
tapi kamu selalu kembali dengan senyum lebar, sangat lebar!!
apa kamu masih suka melompat dan mengejang
saat ada sesuatu yang tak kamu suka,yang muncul tiba-tiba?
yang membuat, dia, aku, kami, jadi gemetar
dan mengerut hingga habis...
heii fears, aku mau protes
aku ingin kamu pergi
tak suka kamu di sini
mengganggu tidur, dan kerjaku
merubah pola makan dan pola pikirku
hingga kadang kesadaranku hilang,
mengejan, dan memilih pulang.
dan fears, karena kamu
aku tak bisa menggenggam dunia
mendapatkan apa yang suka
memeluk apa yang aku sayang
aku tak bisa dapatkan bahagia, yang berlandaskan idealisme hati
yang mengakar di sanubari
dan kadang melanggar regulasi
fears, aku bosan
aku ingin membuangmu
menjadikan aku lebih berani
menjadikan aku lebih beremosi dan bernyali
selesai semua,
aku memusnahkannya
menyelesaikan kontrak yang memang telah habis
dan harus habis...
sekarang di sini aku harus berani
untuk menantangmu dan membuangmu jauh
"dear fears, kamu bukan jawaban hidupku"
morning tunes
Musisi memang lahir dari jalanan
Begitu menariknya musik yang mereka ciptakan
Dari alat musik seadanya, dan suara yang khas
Aransemennya bagus
Lagu Reza yang Pertama, sama Beautiful-nya James Blunt jadi menarik banget
Padahal cuma digitarin, dan diganti beberapa nadanya
Seruu...
Begitu menariknya musik yang mereka ciptakan
Dari alat musik seadanya, dan suara yang khas
Aransemennya bagus
Lagu Reza yang Pertama, sama Beautiful-nya James Blunt jadi menarik banget
Padahal cuma digitarin, dan diganti beberapa nadanya
Seruu...
Wednesday, September 24, 2008
Heboh Produk China
TOLONG DI FORWARD.. (ANDA MUNGKIN MENYELAMATKAN JIWA SEORANG ANAK) BERIKUT INI ADALAH PRODUK-PRODUK MAKANAN YANG TELAH DITARIK DARI PEREDARAN DIKARENAKAN KONTAMINASI MELAMIN (BAHAN DASAR PEMBUAT PLASTIK) DI SUSU YANG DI PRODUKSI DI CHINA. MELAMIN DICAMPUR KE SUSU UNTUK SECARA BERBAHAYA /ILEGAL UNTUK MENINGKATKAN SECARA PALSU KANDUNGAN PROTEIN DALAM PEMERIKSAAN KANDUNGAN MAKANAN. BERIKUT INI PRODUCT YANG BERBAHAYA DAN DITARIK DARI PEREDARAN --> COKLAT M&M's, COKLAT BATANGAN SNICKERS, MENTOS YOGURT, BISKUIT NABISCO, COKLAT BATANGAN DOVE, WAFER OREO, WANT WANT ONE BABY BITES, SUSU DUTCH LADY, PERMEN LEMBEK SUSU CAP KELINCI PUTIH (YANG SERING KITA MAKAN BERSAMA DENGAN PLASTIKNYA WAKTU KECIL) DAN SEMUA MAKANAN YANG MENGANDUNG SUSU BUATAN CHINA SEPERTI COKLAT, ROTI DAN PERMEN
Balada Sambel Tempe
Baru seminggu aku di Jakarta, tapi udah kangen luar biasa sama Jogja. Eduun..pokoknya! Miss my room, kangen naik motor, kangen bangun jam 4 pagi dan buka Puti. Hmmpfh.....
Banyak kemudahan yang bisa aku dapet, kalo aku stay di Jogja. Karena kerja di sana kayak holiday, liburan! Santaiiii banget! Aku pasti bisa dapet comfort zoneku, banyak fasilitas, pokoknya lengkap!! Dan, gak akan jauh-jauh dari orang-orang yang aku sayang...
Tapi banyak yang bilang, aku harus mencoba bertahan di sini. Aku juga selalu menantang diriku sendiri untuk bisa survive. Gak boleh ada alasan untuk balik ke Jogja karena gak tahan macet, lingkungan yang gak sehat, atau apalah! Yaaa..walaupun itu bisa jadi pertimbangan juga. Tapi at least, show your best! Kalo aku bisa, itu udah cukup! Disitulah aku akan dapat achievement dari apa yang aku korbankan, apa yang aku lakukan! Well ya....memang harus lebih baik dari ini.
Kembali ke masalah kangen. Di Jogja, aku biasa bangun pagi jam 4, habis itu nyalain Puti, terus bantu-bantu ibu dikit nyiapin sarapan. Kadang-kadang juga ikut ke pasar, belanja belenji sayuran. Terus sarapan bareng jam setengah 7 teng, dan habis itu mandi. Jam 8.30 biasanya semua udah siap, dan udah cabut sendiri-sendiri. Aku yang paling terakhir keluar dari rumah. Entah ke kampus atau ke kantor. Oouugh...ga akan ada daily schedule kayak gitu! Karena kekangenan yang gak wajar ini (karena antara kangen apa cuma beda rutinitas aja), aku mengobatinya dengan membuat makanan yang rumah banget di kontarakan Ruri. Yaitu..jreng..jreng...tempe goreng dengan sambel bawang. Resep jitu milik ortu, untuk obati rasa kangenku...
Mau tahu resepnya? Siapkan tempe, cabe rawit, 1 atau 2 siung bawang putih, dan garam. Tempenya dibumbui dengan bawang putih dan garam yang dihaluskan. Upss jangan lupa juga, tempenya harus digarit atau digaris-garis pake pisau bolak-balik biar bumbu ngeresap. Terus tempe digoreng. Terus, bawang putih ama cabe rawit dihaluskan, dan dikasih garam juga. Udaaah..jadii... Tempe gorengnya, bisa diulek ama sambel atau dipisah. Makannya, pake nasi putih yang panas..wuuihh..Enaaak gillaaaa... Bikin mata merem melek...hihihi....
Dan makanan ini, cukup membuatku merasa seperti di rumah. Karena yang biasa bikin ini tuh Bapak. Dan gak tau kenapa ya, tangannya bapak tuh kayak ada mantranya gitu lho! Habisnya semua makanan yang dia masak enak. Walaupun Bapak cuma masak makanan tertentu aja. Tapi...wuiiihh dahsyat! Sederhana banget! Tapi, dibalik kesederhanaan bumbu dan olahannya, ada cita rasa kuliner yang luar biasa...hahaha..kok jadi kayak ngebawain acara jalan-jalan ya! Tapi, tetep...nomor satu ya ibuku. Ya, karena belaiau juga yang masak hampir semua makanan di rumah. Hehehe...Bravo Bapak + Ibu....
Dan..hiks..makanan kangenan itu, efeknya ruaarrr biasa! Atinya jadi plong! (idiiihh norak banget ga sih!!) well...masih sebulan lagi aku baru bisa pulang, moga-moga gak akan sia-sia..
Uggghh...aku rindu rumahku!!
Banyak kemudahan yang bisa aku dapet, kalo aku stay di Jogja. Karena kerja di sana kayak holiday, liburan! Santaiiii banget! Aku pasti bisa dapet comfort zoneku, banyak fasilitas, pokoknya lengkap!! Dan, gak akan jauh-jauh dari orang-orang yang aku sayang...
Tapi banyak yang bilang, aku harus mencoba bertahan di sini. Aku juga selalu menantang diriku sendiri untuk bisa survive. Gak boleh ada alasan untuk balik ke Jogja karena gak tahan macet, lingkungan yang gak sehat, atau apalah! Yaaa..walaupun itu bisa jadi pertimbangan juga. Tapi at least, show your best! Kalo aku bisa, itu udah cukup! Disitulah aku akan dapat achievement dari apa yang aku korbankan, apa yang aku lakukan! Well ya....memang harus lebih baik dari ini.
Kembali ke masalah kangen. Di Jogja, aku biasa bangun pagi jam 4, habis itu nyalain Puti, terus bantu-bantu ibu dikit nyiapin sarapan. Kadang-kadang juga ikut ke pasar, belanja belenji sayuran. Terus sarapan bareng jam setengah 7 teng, dan habis itu mandi. Jam 8.30 biasanya semua udah siap, dan udah cabut sendiri-sendiri. Aku yang paling terakhir keluar dari rumah. Entah ke kampus atau ke kantor. Oouugh...ga akan ada daily schedule kayak gitu! Karena kekangenan yang gak wajar ini (karena antara kangen apa cuma beda rutinitas aja), aku mengobatinya dengan membuat makanan yang rumah banget di kontarakan Ruri. Yaitu..jreng..jreng...tempe goreng dengan sambel bawang. Resep jitu milik ortu, untuk obati rasa kangenku...
Mau tahu resepnya? Siapkan tempe, cabe rawit, 1 atau 2 siung bawang putih, dan garam. Tempenya dibumbui dengan bawang putih dan garam yang dihaluskan. Upss jangan lupa juga, tempenya harus digarit atau digaris-garis pake pisau bolak-balik biar bumbu ngeresap. Terus tempe digoreng. Terus, bawang putih ama cabe rawit dihaluskan, dan dikasih garam juga. Udaaah..jadii... Tempe gorengnya, bisa diulek ama sambel atau dipisah. Makannya, pake nasi putih yang panas..wuuihh..Enaaak gillaaaa... Bikin mata merem melek...hihihi....
Dan makanan ini, cukup membuatku merasa seperti di rumah. Karena yang biasa bikin ini tuh Bapak. Dan gak tau kenapa ya, tangannya bapak tuh kayak ada mantranya gitu lho! Habisnya semua makanan yang dia masak enak. Walaupun Bapak cuma masak makanan tertentu aja. Tapi...wuiiihh dahsyat! Sederhana banget! Tapi, dibalik kesederhanaan bumbu dan olahannya, ada cita rasa kuliner yang luar biasa...hahaha..kok jadi kayak ngebawain acara jalan-jalan ya! Tapi, tetep...nomor satu ya ibuku. Ya, karena belaiau juga yang masak hampir semua makanan di rumah. Hehehe...Bravo Bapak + Ibu....
Dan..hiks..makanan kangenan itu, efeknya ruaarrr biasa! Atinya jadi plong! (idiiihh norak banget ga sih!!) well...masih sebulan lagi aku baru bisa pulang, moga-moga gak akan sia-sia..
Uggghh...aku rindu rumahku!!
kasur putih berkelambu
membawa kenangan masa lalu
masa indah yang tak akan kembali
meski kita memintanya lagi
bau harum tanah basah
gemericik air mengalir di sawah
membawa kedamaian dalam hati
membawa kesejukan sanubari
ayah pergi membawa harap
tangis ibupun tak berhenti diusap
anak berlari menyongsong harapan
membawa segenggam semangat di tangan
adakah cahaya untuk mereka
adakah suka di balik dukanya
entah bagaimana Tuhan memberi takdir
karena mereka tak henti berdoa dan berdzikir
membawa kenangan masa lalu
masa indah yang tak akan kembali
meski kita memintanya lagi
bau harum tanah basah
gemericik air mengalir di sawah
membawa kedamaian dalam hati
membawa kesejukan sanubari
ayah pergi membawa harap
tangis ibupun tak berhenti diusap
anak berlari menyongsong harapan
membawa segenggam semangat di tangan
adakah cahaya untuk mereka
adakah suka di balik dukanya
entah bagaimana Tuhan memberi takdir
karena mereka tak henti berdoa dan berdzikir
Tuesday, September 23, 2008
Apa iya aku harus belajar ngomong loe-gue-loe-gue? Apa iya aku harus belajar ngomong nyolot dan speak up? Biar aku bisa bertahan, bergaul dengan wajar, dan akhirnya diakui jadi bagian dari suatu komunitas atau company? Padahal ngomong pake bahasa sendiri aja belum bisa, belum lancar. Kulo sampun dahar, jenengan sampun dereng? Arrrgghhh......
kenyamanan masyarakat
Apa sih yang dipikirkan orang sekarang ini? Kenapa orang seakan tidak lagi memperdulikan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Pikiran ini sebenarnya udah sejak jaman kapan tau, ngendon di kepala dan gak pernah dapet jawabannya. Dan tadi malam, waktu pulang kantor naik bis aku kembali memikirkannya.
Supir bis dimana-mana emang terkenal ugal-ugalan. Dimanapun, dan kapanpun. Dari kota besar kayak Jakarta, ampe kota kecil kayak Jogja. Tapi, apa iya mereka tidak memikirkan keselamatan penumpang yang seharusnya mereka utamakan. Supir bis semalam, ngebut setengah mati. Gilaa ya! Berhenti sembarangan, nubruk-nubruk sembarangan. Di jalan yang macetnya puanjaaaang banget, ekh dengan seenak jidat, mereka ngambil jalan kosong yang seharusnya untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Nah lho! Spontan-lah si supir banting setir ke kiri, ekh ga taunya malah mepetin dan nubruk spion truk. Ampe tuh spion berputar 90 derajat. Dan si sopir bis, dengan lempengnya tetep jalan gitu... Damn!!
Yang pasti mereka begitu karena ngejar setoran, ngejar penumpang. Tapi apa iya harus kayak gitu? Sampe bikin penumpang gak nyaman dan mempertaruhkan keselamatan mereka? Sama aja kasusnya kayak sopir taksi yang justru kerja sama buat ngerampok penumpangnya. Apa mereka gak mikir, kalo seandainya istri, anak, atau saudara mereka diperlakukan sama seperti itu?
Doktrin apa sih yang mereka dapet? Pedoman apa yang mereka pegang untuk melayani pelanggan mereka. Entah ini cuma pikiranku aja atau orang lain juga ada yang berpikir sama. Karena, aku sebagai seorang customer, pelanggan, pengguna jasa layanan umum, yang pasti ingin mendapatkan pelayanan yang baik dari pengelola jasa yang aku gunakan. Dampaknya akan sangat besar, karena orang yang mendapatkan pelayanan yang baik pasti akan menggunakanya lagi. Dan itu berarti, keuntungan khan buat mereka.
Ehmmm...mungkin gak ya, bikin sebuah campaign, yang objectivenya adalah mendoktrin para pengelola jasa itu untuk memberikan pelayananan maksimal pada masyarakat. Bagaimana seharusnya mereka bersikap, rumus keuntungan dengan pelayanan maksimal, ya kasih semacam SOP-lah! Biar mereka nyaman bekerja, customer juga jadi nyaman menggunakan jasa mereka.
Tapi, kayaknya sulit ya. Karena mereka seperti itu juga karena tuntutan ekonomi yang semakin menggila. Ibaratnya, buat bernafas aja susaaah banget!! Dan kalaupun campaign itu dibuat, tapi pemerintah tidak mendukung, itu sama saja. Pemerintah, mana mau tau. Mungkin mereka akan mendukung, tapi tidak turut serta, tidak berempati. Bingung aja ya, mau gimana sebaiknya!!
Welw...kalo mau tutup mata, aku gak membantu donk! Tapi, kalo aku mau bergerak, apa yang bisa aku kasih. Cuma nulis ginian doank, cuma sok-sokan berpikir kritis, cuma belagak peka sama kondisi sosial kita...
Auk akh...nanti malem tetep pulang naik bis kok!!
Supir bis dimana-mana emang terkenal ugal-ugalan. Dimanapun, dan kapanpun. Dari kota besar kayak Jakarta, ampe kota kecil kayak Jogja. Tapi, apa iya mereka tidak memikirkan keselamatan penumpang yang seharusnya mereka utamakan. Supir bis semalam, ngebut setengah mati. Gilaa ya! Berhenti sembarangan, nubruk-nubruk sembarangan. Di jalan yang macetnya puanjaaaang banget, ekh dengan seenak jidat, mereka ngambil jalan kosong yang seharusnya untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Nah lho! Spontan-lah si supir banting setir ke kiri, ekh ga taunya malah mepetin dan nubruk spion truk. Ampe tuh spion berputar 90 derajat. Dan si sopir bis, dengan lempengnya tetep jalan gitu... Damn!!
Yang pasti mereka begitu karena ngejar setoran, ngejar penumpang. Tapi apa iya harus kayak gitu? Sampe bikin penumpang gak nyaman dan mempertaruhkan keselamatan mereka? Sama aja kasusnya kayak sopir taksi yang justru kerja sama buat ngerampok penumpangnya. Apa mereka gak mikir, kalo seandainya istri, anak, atau saudara mereka diperlakukan sama seperti itu?
Doktrin apa sih yang mereka dapet? Pedoman apa yang mereka pegang untuk melayani pelanggan mereka. Entah ini cuma pikiranku aja atau orang lain juga ada yang berpikir sama. Karena, aku sebagai seorang customer, pelanggan, pengguna jasa layanan umum, yang pasti ingin mendapatkan pelayanan yang baik dari pengelola jasa yang aku gunakan. Dampaknya akan sangat besar, karena orang yang mendapatkan pelayanan yang baik pasti akan menggunakanya lagi. Dan itu berarti, keuntungan khan buat mereka.
Ehmmm...mungkin gak ya, bikin sebuah campaign, yang objectivenya adalah mendoktrin para pengelola jasa itu untuk memberikan pelayananan maksimal pada masyarakat. Bagaimana seharusnya mereka bersikap, rumus keuntungan dengan pelayanan maksimal, ya kasih semacam SOP-lah! Biar mereka nyaman bekerja, customer juga jadi nyaman menggunakan jasa mereka.
Tapi, kayaknya sulit ya. Karena mereka seperti itu juga karena tuntutan ekonomi yang semakin menggila. Ibaratnya, buat bernafas aja susaaah banget!! Dan kalaupun campaign itu dibuat, tapi pemerintah tidak mendukung, itu sama saja. Pemerintah, mana mau tau. Mungkin mereka akan mendukung, tapi tidak turut serta, tidak berempati. Bingung aja ya, mau gimana sebaiknya!!
Welw...kalo mau tutup mata, aku gak membantu donk! Tapi, kalo aku mau bergerak, apa yang bisa aku kasih. Cuma nulis ginian doank, cuma sok-sokan berpikir kritis, cuma belagak peka sama kondisi sosial kita...
Auk akh...nanti malem tetep pulang naik bis kok!!
Friday, September 19, 2008
Rasanya gak sia-sia berangkat ke kantor pagi-pagi. Jam 8.02 teng aku udah duduk di ruangan yang sepi tak berpenghuni. Sisi baik yang aku dapat adalah, aku bisa menyimpan data-data iklan untuk bahan skripsiku yang gak kelar-kelar setelah lewat 4 bulan seminar. Wuuppzz...kayaknya akan ada semangat untuk mulai ngerjain skripsi lagi neh! Yaa..at least semangat itu bisa berdampak positif, karena aku pasti bakal sering banget pagi-pagi udah datang ke kantor.
Anyway, thankz God its friday. Jadi hari ini, tepat seminggu aku kerja di my new office. Yaah walaupun baru 5 hari kerja juga sih (seminggu khan 7 hari). Jadi hari ini bisa begadangan ngetik-ngetik dengan laptop pinjeman. Dan besok Sabtu bisa tidur lumayan lama.Ya paling gak, bisa bangun jam setengah tujuh lah! Hehehe...
Anyway busway lagi, rencana akhir pekan udah dirancang neh! Mau silahturahmi ke kost-an lama, mau belanja-belanji ke Carefour, ehmm...moga-moga gak kehilangan semangat ya bok!! Soalnya, biasanya, kalo jalan sendiri,ke tempat yang belum didatengin, bawaannya suka males. Habisnya takut sih, gimana donk!! Aduh..amit-amit deh, jangan sampe kenape-nape!!!
Tapi tadi nelpon Jogja ya, si Aryo sakit lagi! Yaaa...payah! Udah tau, perutnya gampang sakit klo gak makan. Nah ini, dia gak makan seharian! Ya jatuh sakitlah dia. Demam, masuk angin, maag (mungkin), dan tidak berdaya! Walaaah...Hope you get better soon!
Anyway, thankz God its friday. Jadi hari ini, tepat seminggu aku kerja di my new office. Yaah walaupun baru 5 hari kerja juga sih (seminggu khan 7 hari). Jadi hari ini bisa begadangan ngetik-ngetik dengan laptop pinjeman. Dan besok Sabtu bisa tidur lumayan lama.Ya paling gak, bisa bangun jam setengah tujuh lah! Hehehe...
Anyway busway lagi, rencana akhir pekan udah dirancang neh! Mau silahturahmi ke kost-an lama, mau belanja-belanji ke Carefour, ehmm...moga-moga gak kehilangan semangat ya bok!! Soalnya, biasanya, kalo jalan sendiri,ke tempat yang belum didatengin, bawaannya suka males. Habisnya takut sih, gimana donk!! Aduh..amit-amit deh, jangan sampe kenape-nape!!!
Tapi tadi nelpon Jogja ya, si Aryo sakit lagi! Yaaa...payah! Udah tau, perutnya gampang sakit klo gak makan. Nah ini, dia gak makan seharian! Ya jatuh sakitlah dia. Demam, masuk angin, maag (mungkin), dan tidak berdaya! Walaaah...Hope you get better soon!
Thursday, September 18, 2008
Another Goodbye
Ini beberapa reply email perpisahan dari kantor lamaku...
Ugghh....sedih deh!!
Shasa
Watt Watttt Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttt
Lop ya till debones. My best partner, ever:)
----------
Koni
bye berna.. goodluck there. thanks for everything and forgive
Ugghh....sedih deh!!
Shasa
Watt Watttt Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttt
Lop ya till debones. My best partner, ever:)
----------
Koni
bye berna.. goodluck there. thanks for everything and forgive
me for all my mistakes cheers
'K'
------
Arya
lho eh, lho eh... wakakakakaka
spikere neng purwokerto kok :p
ngopo e neng jakarta?
jakarta ra enak, enakan jogja tenan
---------------
Mas Uyung
sing ngati-ati yo nduk, neng kono wonge galak-galak. ojo kapok
'K'
------
Arya
lho eh, lho eh... wakakakakaka
spikere neng purwokerto kok :p
ngopo e neng jakarta?
jakarta ra enak, enakan jogja tenan
---------------
Mas Uyung
sing ngati-ati yo nduk, neng kono wonge galak-galak. ojo kapok
dadi anak buahe wong pekok, and keep sharing jokes !!! oh iyo ..
bukane gak mau pake helm, tapi aku lebih suka pake blangkon je
dapet salam,
dari uyung
----------------------
Mba Ega
Wah... rencana kita utk satu kos di kota batavia akhirnya ga
----------------------
Mba Ega
Wah... rencana kita utk satu kos di kota batavia akhirnya ga
kesampaian, tapi gpp... mungkin belum aja, sapa tau aku trs
dapet panggilan darurat lagi yang mengharuskan terbang
kesana, aku bakal ga sungkan2 ngerepotin kamar kamu. hahaha
Kalau pas pulang maen2 sini yah, entr kita hongkow2 bareng
Kalau pas pulang maen2 sini yah, entr kita hongkow2 bareng
lage... SuKses ya Say :)
----------------------------
Wiwit
Selamat Jalan kawanku, semoga engkau baek2 di ibukota....
----------------------------
Wiwit
Selamat Jalan kawanku, semoga engkau baek2 di ibukota....
rawat semua tanaman dgn baik,jangan lupa ayam,bebek
dan juga kambingnya dikasih makan....,inget desa kita ada
sawah,empang,dan suara gemrincing air sungai...o iya trus
jangan lupa rumput-2 nya ditebang biar rapi...
(opo toh..jaka sembung bawa golok...ga nyambung :) ))
wes, pesan yg ati-2 ya di sana, jd CW yg baek ,pintar-lah
berorganisasi,keluarkan semua ide kreatif...,suatu saat kita
wes, pesan yg ati-2 ya di sana, jd CW yg baek ,pintar-lah
berorganisasi,keluarkan semua ide kreatif...,suatu saat kita
bekerjasama lagi entah dimana...,selesaikan skripsinya....
ayo balapan....luluz bareng....
ben saat wisuda ibu-2 nya kita bs ketemu....:D
Dalam harap aku berdoa
Meminta ibu untuk bersabar
Untuk melihat nanti yang aku dapat
Setelah lama aku mencarinya
Doanya bersama
Tangisnya mengisi jiwa
Harapan tertancap
Dalam jiwa yang terus berharap
Mintalah pada Tuhan
Agar aku bisa mewujudkan harapan
Berjalan pada satu tujuan
Dan semua bisa jadi kenyataan
Meminta ibu untuk bersabar
Untuk melihat nanti yang aku dapat
Setelah lama aku mencarinya
Doanya bersama
Tangisnya mengisi jiwa
Harapan tertancap
Dalam jiwa yang terus berharap
Mintalah pada Tuhan
Agar aku bisa mewujudkan harapan
Berjalan pada satu tujuan
Dan semua bisa jadi kenyataan
Detik terakhir...
(yang lain gak bisa diganggu!!)
Walaupun baru 3 bulan bekerja, tapi rasanya udah kayak lama banget! Kalau mau diukur dari rasa nyaman, kerja disana jelas udah nyaman banget! Absolutely damn sure! Tanggung jawab, tekanan, kebersamaan, dan kerjasama, aku rasakan semua di sana. Well, emang gak segitu perfectnya, tapi at least kerja di detik.com Jogja itu memang menyenangkan!
Lalu pilihan itu datang. Harus aku apakan ya? Yang pasti harus aku pilih. Dan itu sangat sulit. Banyak pertimbangkan, dan banyak yang harus disiapkan!
Yeaah..aku bilang aku nekat. Karena dengan semuanya yang serba apa adanya akupun berangkat untuk belajar ilmu yang lain. Ilmu yang pingin aku tekuni, dan aku jadikan profesi. Muluk ga sih, kalo punya cita-cita besar jadi copywriter? Hehehe....
Jadi aku putuskan untuk mencoba, mengerjakan hal yang aku suka, agar jadi lebih baik. Lagi, lagi, dan lagi!!Semoga kesempatan ini baik, jadi bisa aku manfaatkan dengan baik juga!
Tapi yang pasti, gak mungkin lah, aku bisa lupa sama tempat aku belajar bekerja di Jogja. Ya orang-orangnya, pekerjaannya (hehehe), suasananya, pokoknya semuuuaaanyaa! Dan di hari terakhirku, 9 September kemarin, aku wajib bikin email perpisahan buat semuanya. Haiyaaaa,susaah sekaliii!!
Dan waktu pamitan, untungnya gak pake acara nangis-nangis segala. Padahal sedih banget! Dan tibalah saatnya, detik terakhir, di hari terakhir.
Goodbye..so long!! Luv u...
Wednesday, September 17, 2008
pizza time...
Hari ini Ria, Rege, Rio, ama Vito ultah. Walaupun tanggalnya ga sama, tapi pizza time yang datang buat ngrayain bareng2 ama temen2 kantor, cukup menghibur..hehehe...2 slice sudah di perut!
Happy Birthday All....
Happy Birthday All....
Sunday, September 7, 2008
Identitas budaya kita
Tadi pagi aku lihat tayangan di tivi, tentang anak-anak daerah yang belajar kesenian. Mereka belajar tari dan gamelan. Seneng rasanya lihat masih ada anak-anak kecil jaman sekarang yang mau belajar kesenian seperti gitu. Melihat mereka, para generasi muda yang masih punya identitas budaya.
Anak-anak dari dengan basic budaya Jawa jadi tahu apa itu gamelan, bagaimana memainkannya, dan kesenian apa yang menggunakan alat musik tersebut. Anak muda di Sumatera tahu bahwa mereka kaya dengan budaya melayu. Dari kesenian sastra, tari atau adat istiadat. Tapi, sedih jika aku menyadari bahwa itu hanya sebagian kecil saja.
Kini,anak-anak sudah seperti kehilangan identitas budayanya. Kehilangan akarnya. Mereka kini adalah manusia-manusia tanpa sejarah, tanpa budaya. Yang mereka tahu hanya Indonesia, Merah Putih, Pancasila atau siapa presiden RI sekarang. Kita pun tidak bisa bilang mereka nasionalis, cinta negeri sendiri, karena itu semua mereka tahu untuk dapatkan nilai baik di sekolah.
Agar tidak dibilang keterlaluan saat mereka tidak tahu apa lagu kebangsaan Indonesia. Mereka hanya berasal dari Sunda, Jogja, Pontianak, Riau, Lampung, Jakarta, tanpa tahu apa yang ada di tanah kelahiran mereka. Karena mereka lahir di Jogja, besar di Lampung, dan belajar di Jakarta. Atau karena budaya mereka kini sudah digantikan oleh teknologi. Internet, laptop, iPod,Nintendo DS, XBox adalah bendera, budaya, dan identitas mereka. Bahwa lagu Umbrella-nya Rihanna adalah lagu yang ngetop daripada Cublak-cublak Suweng, dan Oh Baby-nya Cinta Laura itu lebih lucu daripada lagu Ondel-ondel.
Siapa yang harus dipersalahkan? Anak-anak, pemerintah, atau kita sekarang yang lagi nggosipin mereka? Yang pasti sekarang pemerintah lagi sibuk ngurusin padi Troy yang gagal panen, dan Agus Chondro yang terima suap, atau DPR yang lagi mau sosialisasi Pemilu ke luar negeri. Mungkin aku terlalu negatif ya, tapi apa pernah melihat, mendengar, atau sekedar gosip bahwa pemerintah sedang berkonsentrasi membangunkan kembali budaya daerah yang lama tidur. Bahwa pemerintah sedang menyusun promosi wisata daerah yang diikuti dengan peningkatan kualitas dan pendanaan yang cukup, dan pembangunan sumber daya yang baik. Bahwa pemerintah mengadakan kampanye yang terpadu, solid, dan menarik, untuk kembali mencintai budaya lokal, budaya Indonesia yang jumlahnya ribuan. Mungkin mereka terlalu sibuk kali ya, dengan berbagai urusan negara.
Aku jadi khawatir, bahkan dengan diriku sendiri. Budaya apa yang aku punya, yang aku pahami, yang aku cintai. Budaya Indonesia? Ya apa? Sadarilah, bahwa kita itu heterogen, tidak homogen. Bahwa kita berwarna tidak monochrome. Bahwa kita itu polyphonic bukan monophonic.
Jadi budaya apa? Aku sangat terhenyak saat ada seseorang yang bilang padaku,
"Besok, saat dunia sudah makin gila, dan orang dari berbagai belahan dunia bertemu, manusia yang bisa bertahan adalah manusia yang
punya budaya, yang mengerti budaya, yang berlandaskan budaya, yang memegang idealisme budaya. Orang itulah yang akan dicari, yang diburu, dan dibayar mahal. Karena semakin masa bodohnya manusia dengan budayanya sendiri. Kalau bukan kita yang peduli, lalu siapa?"
Anak-anak dari dengan basic budaya Jawa jadi tahu apa itu gamelan, bagaimana memainkannya, dan kesenian apa yang menggunakan alat musik tersebut. Anak muda di Sumatera tahu bahwa mereka kaya dengan budaya melayu. Dari kesenian sastra, tari atau adat istiadat. Tapi, sedih jika aku menyadari bahwa itu hanya sebagian kecil saja.
Kini,anak-anak sudah seperti kehilangan identitas budayanya. Kehilangan akarnya. Mereka kini adalah manusia-manusia tanpa sejarah, tanpa budaya. Yang mereka tahu hanya Indonesia, Merah Putih, Pancasila atau siapa presiden RI sekarang. Kita pun tidak bisa bilang mereka nasionalis, cinta negeri sendiri, karena itu semua mereka tahu untuk dapatkan nilai baik di sekolah.
Agar tidak dibilang keterlaluan saat mereka tidak tahu apa lagu kebangsaan Indonesia. Mereka hanya berasal dari Sunda, Jogja, Pontianak, Riau, Lampung, Jakarta, tanpa tahu apa yang ada di tanah kelahiran mereka. Karena mereka lahir di Jogja, besar di Lampung, dan belajar di Jakarta. Atau karena budaya mereka kini sudah digantikan oleh teknologi. Internet, laptop, iPod,Nintendo DS, XBox adalah bendera, budaya, dan identitas mereka. Bahwa lagu Umbrella-nya Rihanna adalah lagu yang ngetop daripada Cublak-cublak Suweng, dan Oh Baby-nya Cinta Laura itu lebih lucu daripada lagu Ondel-ondel.
Siapa yang harus dipersalahkan? Anak-anak, pemerintah, atau kita sekarang yang lagi nggosipin mereka? Yang pasti sekarang pemerintah lagi sibuk ngurusin padi Troy yang gagal panen, dan Agus Chondro yang terima suap, atau DPR yang lagi mau sosialisasi Pemilu ke luar negeri. Mungkin aku terlalu negatif ya, tapi apa pernah melihat, mendengar, atau sekedar gosip bahwa pemerintah sedang berkonsentrasi membangunkan kembali budaya daerah yang lama tidur. Bahwa pemerintah sedang menyusun promosi wisata daerah yang diikuti dengan peningkatan kualitas dan pendanaan yang cukup, dan pembangunan sumber daya yang baik. Bahwa pemerintah mengadakan kampanye yang terpadu, solid, dan menarik, untuk kembali mencintai budaya lokal, budaya Indonesia yang jumlahnya ribuan. Mungkin mereka terlalu sibuk kali ya, dengan berbagai urusan negara.
Aku jadi khawatir, bahkan dengan diriku sendiri. Budaya apa yang aku punya, yang aku pahami, yang aku cintai. Budaya Indonesia? Ya apa? Sadarilah, bahwa kita itu heterogen, tidak homogen. Bahwa kita berwarna tidak monochrome. Bahwa kita itu polyphonic bukan monophonic.
Jadi budaya apa? Aku sangat terhenyak saat ada seseorang yang bilang padaku,
"Besok, saat dunia sudah makin gila, dan orang dari berbagai belahan dunia bertemu, manusia yang bisa bertahan adalah manusia yang
punya budaya, yang mengerti budaya, yang berlandaskan budaya, yang memegang idealisme budaya. Orang itulah yang akan dicari, yang diburu, dan dibayar mahal. Karena semakin masa bodohnya manusia dengan budayanya sendiri. Kalau bukan kita yang peduli, lalu siapa?"
my influence
Ada api pasti ada asap...iya tho?
Nah, terus apa hubungannya? Saya akan memulainya dengan sebuah pertanyaan. Tau ga, sejarah saya bercita-cita untuk jadi seorang copywriter? Ini karena ulah seorang blogger yang membuat saya lebih jatuh cinta menulis dari sebelumnya.
Pas semester awal saya kuliah, klo ga salah semester 1 tahun 2004. Saya dapat tugas untuk mencari definisi warna. Apa artinya dan apa maknanya. Oke, berangkatlah saya mencari artinya di internet, kebetulan warnetnya ada di deket kampus. Waktu browsing, saya menemukan banyak reference. Kayak dari wikipedia, situs luar, dll. Dan saya menemukan beberapa makna warna dari sebuah blog pribadi. Pertama saya cuma baca halaman tentang warna itu aja, tapi lama-lama interest juga buat baca yang lain. Dan saya baca deh halaman lain. Dan kamu tau, saya gak bisa berhenti baca. Dan itu juga
awal saya suka baca blog orang, karena biasanya cuma sambil lalu, kalo g penting-penting banget ya gak dibaca. Tapi ini, semakin dibaca kok semakin ingin tau. Welw...akhirnya saya copy satu halaman web page-nya. Dan saya baca lagi di rumah.
And u know what, dia adalah seorang copywriter, di something advertising agency di Jakarta. Bukan bermaksud psycho atau apa, tapi dari sinilah aku mulai interest dengan dunia iklan. Ga tau apanya, saya juga bingung. Yang pasti saya sangat kagum sama pemilik blog ini. Akhirnya, ini juga yang buat saya milih konsentrasi advertising daripada jurnalistik. Padahal cita-cita saya sebelumnya pingin jadi wartawan, editor, kolumnis, penulis artikel handal (hehehe) atau apalah itu. Yang saya tau,
saya suka nulis dan yang saya tau ya jurnalistik.
Sampai sekarang saya masih suka banget baca blognya. Pemikirannya, ide-idenya, semuanya. Selain saya juga suka baca blog lain, LeonHakim, GlennMarsalim, IncoHarper, Alia, DamiSidharta, buaaaaannnyaaakkk....alot of!!!
Sampe sekarang saya belum bisa ketemu sama pemilik blog tersebut (yang jadi influence saya). Padahal dari tahun 2006 saya udah pernah ketemu di Pinasthika. Dan kemarin ketemu lagi di Pinasthika 2008. Temen saya bilang "Udah samperin aja, " Tapi saya gak berani. Wuaah..saya takut keliatan bloon di depannya. Ntar dia tau deh kalo saya neh g pinter-pinter amat, ga canggih, ga sistematis, ga kreatif, knowledgementsless (hehe)....pokoknya ga berani.
Dia influence saya, thats all!
Nah, terus apa hubungannya? Saya akan memulainya dengan sebuah pertanyaan. Tau ga, sejarah saya bercita-cita untuk jadi seorang copywriter? Ini karena ulah seorang blogger yang membuat saya lebih jatuh cinta menulis dari sebelumnya.
Pas semester awal saya kuliah, klo ga salah semester 1 tahun 2004. Saya dapat tugas untuk mencari definisi warna. Apa artinya dan apa maknanya. Oke, berangkatlah saya mencari artinya di internet, kebetulan warnetnya ada di deket kampus. Waktu browsing, saya menemukan banyak reference. Kayak dari wikipedia, situs luar, dll. Dan saya menemukan beberapa makna warna dari sebuah blog pribadi. Pertama saya cuma baca halaman tentang warna itu aja, tapi lama-lama interest juga buat baca yang lain. Dan saya baca deh halaman lain. Dan kamu tau, saya gak bisa berhenti baca. Dan itu juga
awal saya suka baca blog orang, karena biasanya cuma sambil lalu, kalo g penting-penting banget ya gak dibaca. Tapi ini, semakin dibaca kok semakin ingin tau. Welw...akhirnya saya copy satu halaman web page-nya. Dan saya baca lagi di rumah.
And u know what, dia adalah seorang copywriter, di something advertising agency di Jakarta. Bukan bermaksud psycho atau apa, tapi dari sinilah aku mulai interest dengan dunia iklan. Ga tau apanya, saya juga bingung. Yang pasti saya sangat kagum sama pemilik blog ini. Akhirnya, ini juga yang buat saya milih konsentrasi advertising daripada jurnalistik. Padahal cita-cita saya sebelumnya pingin jadi wartawan, editor, kolumnis, penulis artikel handal (hehehe) atau apalah itu. Yang saya tau,
saya suka nulis dan yang saya tau ya jurnalistik.
Sampai sekarang saya masih suka banget baca blognya. Pemikirannya, ide-idenya, semuanya. Selain saya juga suka baca blog lain, LeonHakim, GlennMarsalim, IncoHarper, Alia, DamiSidharta, buaaaaannnyaaakkk....alot of!!!
Sampe sekarang saya belum bisa ketemu sama pemilik blog tersebut (yang jadi influence saya). Padahal dari tahun 2006 saya udah pernah ketemu di Pinasthika. Dan kemarin ketemu lagi di Pinasthika 2008. Temen saya bilang "Udah samperin aja, " Tapi saya gak berani. Wuaah..saya takut keliatan bloon di depannya. Ntar dia tau deh kalo saya neh g pinter-pinter amat, ga canggih, ga sistematis, ga kreatif, knowledgementsless (hehe)....pokoknya ga berani.
Dia influence saya, thats all!
Saturday, September 6, 2008
tweeting
berdetak, berdegup kencang
terbata, tertahan, tak jelas
terngiang, tak bisa lupa
tersentuh, didekap lama
berbisik, berkata cinta....
------------
ada dua hal dalam hidup
pertama, terjatuh lalu bangkit
kedua, terbang lalu terjatuh
mana yang Anda pilih?
-----------
Kalau memang kita bisa hidup sendiri
Lalu apa yang akan kita lakukan pada teman-teman kita?
Kalau kita memang selalu butuh teman dalam hidup
Kapan kita punya waktu untuk sendiri?
terbata, tertahan, tak jelas
terngiang, tak bisa lupa
tersentuh, didekap lama
berbisik, berkata cinta....
------------
ada dua hal dalam hidup
pertama, terjatuh lalu bangkit
kedua, terbang lalu terjatuh
mana yang Anda pilih?
-----------
Kalau memang kita bisa hidup sendiri
Lalu apa yang akan kita lakukan pada teman-teman kita?
Kalau kita memang selalu butuh teman dalam hidup
Kapan kita punya waktu untuk sendiri?
05 09 08
Lampu yang padam
Kamar yang gelap
Hati yang berdebar
Menunggu saatnya terang
Hanya ada desah nafas
Yang diburu waktu
Hanya ada detak jantung
Yang diburu rindu
Tak ada lain yang terlintas
Selain berpegang erat tak terlepas
Tak ada lain yang terlintas
Selain menjaga hati yang telah diwarna
Ada satuan yang genap
Ada ribuan kata yang tak terhitung
Berapa lama waktu harus dihabiskan
Hanya untuk mengumpulkan rasa
Aku tidak terjebak
Meski takut dan bingung
Bagaimana denganmu?
Kamar yang gelap
Hati yang berdebar
Menunggu saatnya terang
Hanya ada desah nafas
Yang diburu waktu
Hanya ada detak jantung
Yang diburu rindu
Tak ada lain yang terlintas
Selain berpegang erat tak terlepas
Tak ada lain yang terlintas
Selain menjaga hati yang telah diwarna
Ada satuan yang genap
Ada ribuan kata yang tak terhitung
Berapa lama waktu harus dihabiskan
Hanya untuk mengumpulkan rasa
Aku tidak terjebak
Meski takut dan bingung
Bagaimana denganmu?
Subscribe to:
Posts (Atom)