Strategi itu bermula dari objective. Apa yang mau kita capai menuntut kita untuk menyusun apa yang akan dan harus kita lakukan. Hingga lahirlah strategi yang menganut nilai-nilai tertentu. Seperti pasukan perang yang tujuan akhirnya adalah menang dan menguasai wilayah musuh. Pastinya strategi yang hebat dibutuhkan untuk menyerang dan bertahan. Dari jenderal ampe prajuritnya harus sama-sama menjalankan strategi yang in-line yang satu suara dan satu tujuan.
Atau saat seorang perjaka yang mendambakan cinta gadis tetangga. Dia pasti akan mencari seribu cara untuk mendekati sang pujaan, agar cintanya bisa diterima. Strategi pedekate pun dijalankan. Membawa buah hasil kebun sendiri, atau bunga yang nyuri-nyuri dari kebun tetangga sebelah. Dengan berbagai macam usaha itu, hasilnya cuma satu. Supaya sang gadis menerima cintanya.
Kalo mau bikin campaign juga gitu. Mau sales atau mau awareness. Mau langsung atau buzzing. Mau satu atau seribu. Semuanya perlu dipikirin route-nya. Dipikir ampe kecil, seimpil, nyempil-nyempil, biar in-line dan ga ada yang keluar masuk seenaknya. Objective juga untuk menjaga semua materi tidak bertumpah ruah, dan akhirnya tidak berguna. Kayak yang kemarin kejadian, materi promo A udah jalan, ekh besoknya diajak meeting ngomongin campaign yang sama tapi buat pitching! Naaaah...yang bener yang mana. Monggo, dipastiin dulu deh ke AE dan clientnya...
Strategic thinking is a way of life...
No comments:
Post a Comment