Terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden kulit hitam pertama di Amerika, membuka babak baru kehidupan politik dan sosial (tampaknya) tidak hanya di Amerika, bahkan di seluruh dunia. Obama akan resmi menjadi presiden ke-44 Amerika Serikat pada 20 Januari 2009. Hari pelantikan Obama menjadi presiden bertepatan dengan peringatan 200 tahun kelahiran Abraham Lincoln, tepatnya pada 12 Februari 2009. Mereka berdua sama-sama wakil rakyat Negara Bagian Illinois, dan sama-sama terpilih pada saat krusial dalam sejarah bangsa Amerika. Perekonomian AS terpuruk. Dua perang, di Irak dan Afganistan telah menimbulkan ribuan korban jiwa dan menyita banyak sumber daya negara.
Proklamasi Emansipasi yang diusung Lincoln serta penghentian Perang Saudara, telah mengakhiri perbudakan di AS dan kini memungkinkan Obama menjadi presiden keturunan kulit hitam pertama. Kini, dengan terpilihnya Obama, keturunan kulit hitam bisa jadi akan makin mendapat tempat di masing-masing masyarakat di Amerika dan dunia. Karena Obama telah menunjukkan kemampuannya sebagai seorang pemimpin, meski ia adalah keturunan kulit hitam. Babak baru rasisme akan dimulai lagi.
Bagaimana dengan McCain? Setelah kekalahannya, pahlawan perang Vietnam itu dengan rendah hati mengakui kemenangan Obama. Pengalaman politik dan pertarungannya melawan George W Bush tahun 2000 untuk merebut nominasi presiden dari Partai Republik, tidak membuat rakyat Amerika memilihnya. Dalam pidato di depan pendukungnya di Arizona, dengan rendah hati dia mengucapkan selamat pada Obama dan mengakui kekalahannya. "Kalau sekarang ini kita kalah, itu bukan kekalahan Anda semua, tetapi kegagalan saya. Tidak ada dalam hati saya kecuali kecintaan saya kepada negeri ini dan kepada seluruh warga negaranya, apakah mereka mendukung saya atau Senator Obama. Saya mendoakan orang yang sebelumnya lawan saya semoga berhasil dan menjadi presiden saya."
Ini adalah pelajaran yang baik. Menerima kekalahan dengan rendah hati. Kita harus belajar dari sini. Bukannya selalu merasa paling benar dan bertindak seenaknya. Sering kita lihat, sebuah kekalahan yang dinilai sebagai penghancuran harga diri, dan dibalas dengan berkoar-koar menunjukkan kekuatan yang tidak berguna sama sekali. Kesebalasan sepak bola yang kalah, bertindak anarkis karena menganggap kemenangan itu adalah dan kecurangan dan si pemenang harus ditumpas. Seorang pemimpin agama kalah dalam sebuah sidang yang menuduhnya melakukan kesalahan. Saat ia kalah karena semua bukti membuktikan dia salah, seluruh pendukungnya turun ke jalan, mengancam dan menyakiti orang lain. Si pemimpin agama, dengan sok alim menenangkan tapi tetap memperpanas suasana dengan perkataan membela kebenaran, membela agama, dan sebagainya....
Seharusnya persaingan Obama dan McCainn yang jadi sorotan dunia jadi pelajaran berharga, dan kita bisa mulai babak baru dalam kehidupan berbangsa Indonesia.
Tapi mungkin, susah kali ya buat sampe ke sana....
No comments:
Post a Comment